Akuisisi Saham KIS Group, Mitsubishi Masuk Pasar Biogas Global

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

KNOWLEDGE Integration Services (KIS) Group, perusahaan nan bergerak dalam teknologi Biogas dan Biofuels, mengumumkan bahwa Mitsubishi Corporation telah mengakuisisi sebagian mini saham alias minority equity stake di operasi KIS Group di Indonesia. Investasi ini menandai langkah pertama Mitsubishi Corporation memasuki pasar biogas global.

KIS Group didirikan oleh KR Raghunath pada 2006. Saat ini KIS Group sudah ada di 11 negara, ialah India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Brasil, Kolombia, Qatar dan Spanyol.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

KIS menyediakan solusi untuk beragam sektor seperti kelapa sawit, gula, susu, kertas, penyulingan dan agroindustri. Perusahaan ini menargetkan investasi sebesar US$ 1 miliar dalam solusi gas terbarukan dan biofuel di Indonesia, Asia Tenggara, dan India pada 2030.

"Ketika Mitsubishi memilih memasuki pasar biogas dan biofuel untuk pertama kalinya melalui kami, ini corak kepercayaan besar terhadap teknologi, keahlian eksekusi dan pemahaman pasar kami. Menggabungkan kekuatan kami dengan jangkauan dunia dan skill industri Mitsubishi, kami siap untuk pertumbuhan eksponensial dan menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan melalui ekspansi akses terhadap solusi daya rendah karbon nan andal di seluruh dunia," kata Raghunath dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 November 2025.

Investasi strategis ini, lanjut Raghunath, menjadi tonggak krusial dalam pertumbuhan KIS Group dan menegaskan komitmen berbareng untuk memajukan solusi daya berkepanjangan serta mempercepat ekspansi pasar global. KIS telah mengembangkan proyek Biomethane terbarukan di 11 negara. KIS telah menandatangani perjanjian pasokan jangka panjang dengan Unilever dan Shell, serta mengoperasikan dan mengembangkan beragam proyek untuk memenuhi permintaan biomethane. Perusahaan Juga bekerja sama dengan Toyota, Godrej, Sinarmas, Banas Dairy, Maruti Suzuki, dan beberapa perusahaan lainnya.

"Melalui kemitraan ini, kami bakal memanfaatkan jaringan Mitsubishi Corporation di 90 negara untuk mempercepat ekspansi internasional. Bersama-sama mengembangkan dan mengomersialisasikan solusi biogas, BioCNG dan BioLNG canggih untuk pasar global," sebut Raghunath.

Kolaborasi bakal menerapkan praktik operasional terbaik untuk meningkatkan efisiensi, skalabilitas dan tata kelola di seluruh proyek KIS, memperkuat ketahanan rantai pasok melalui prasarana perdagangan dan logistik Mitsubishi, serta mendorong tujuan ESG berbareng dengan memperluas solusi daya rendah karbon nan bertanggung jawab. Dengan support Mitsubishi Corporation, KIS Group bakal memperluas portofolionya ke pasar Amerika Utara, Amerika Selatan dan Eropa dalam lima tahun ke depan. 

"Tujuannya meningkatkan produksi gas terbarukan secara signifikan dan berkontribusi terhadap sasaran dekarbonisasi," ucap Raghunath.

Perusahaan nan berbasis di Singapura ini gencar membangun pabrik biomethane skala besar di Provinsi Sumatera Utara. Salah satunya pabrik BioCNG komersial pertama di Blangkahan, Kabupaten Langkat nan mulai beraksi pada 2024. Pabrik memproduksi sekitar 15.500 meter kubik BioCNG per hari dengan memanfaatkan limbah cair kelapa sawit alias palm oil mill effluent. Pada April 2025, meresmikan pabrik BioCNG kedua di Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kapasitasnya mencapai 182 ribu MMBtu per tahun, menjadikannya akomodasi BioCNG terbesar di Asia Tenggara. 

"Kami menargetkan pembangunan 25 pabrik BioCNG di Sumatera Utara dengan nilai investasi sekitar Rp 1,6 triliun. Kalau semuanya beroperasi, proyek bisa mengurangi emisi sampai 3,7 juta ton CO per tahun sekaligus menghasilkan angsuran karbon dalam jumlah signifikan. Kami juga membuka kesempatan ekonomi lokal. Limbah sawit nan selama ini berpotensi mencemari lingkungan sekarang diolah menjadi daya terbarukan nan berbobot jual," katanya lagi. 

Produk BioCNG dari pabrik KIS sudah digunakan Unilever Oleochemical Indonesia untuk menggantikan bahan bakar fosil pada armada truk pengangkut, sehingga mendukung rantai pasok nan lebih hijau. Setiap tahun perusahaan mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan 600 juta meter kubik biogas, nan berkontribusi mengurangi emisi karbon dunia sekitar 5,9 juta ton per tahun.

BioLNG, nan berasal dari limbah organik, dianggap sebagai bahan bakar transisi nan strategis lantaran bisa digunakan langsung (drop-in solution) tanpa perlu perubahan besar pada prasarana LNG nan sudah ada.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis