Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan membangun sebuah kota baru tidak sekedar membikin gedung-gedung dan beragam infrastruktur. Menurutnya, membangun kota nan utama adalah membangun masyarakat nan bakal hidup di kota tersebut.
Hal tersebut disampaikan Bambang merespons perkembangan pembangunan IKN di Kalimantan Timur, menjelang akhir kedudukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). IKN dicanangkan Jokowi sebagai ibu kota negara baru pengganti Jakarta.
Bambang menyebut saat ini memang sudah banyak prasarana berdiri kokoh, terutama di area inti pemerintahan. Beberapa di antaranya adalah Istana Kepresidenan dan Kantor Presiden serta gedung untuk kementerian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu katakan membangun kota itu membangun masyarakat. Masyarakat alias people itu adalah inti dari suatu kota. Apakah itu menjadi kota nan gaul asyik, alias kota nan biasa biasa aja, nan membosankan, enggak ada nan lezat dilihat. Ataupun ada nan lezat dilihat, enggak lezat untuk ditinggali," kata Bambang dalam wawancara unik Special Interview CNN Indonesia, Sabtu (19/10).
Bambang mengatakan pembangunan IKN sudah memasuki akhir tahap satu pada tahun ini. Ia menyebut pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto perlu mengevaluasi pembangunan nan sudah melangkah tiga tahun terakhir.
Menurutnya, transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo ini menjadi satu kesempatan untuk melakukan konsolidasi pembangunan IKN.
Guru Besar Planologi Universitas Diponegoro itu menilai setelah prasarana dan akomodasi siap, pemerintah baru secara berjenjang bisa memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN), personil TNI dan Polri untuk mengisi kota tersebut.
"Karena nan pindah bukan hanya, TNI, ASN, dan Polri, tapi juga mereka nan swasta, kan rumah sakit ada pegawainya, mal ada pegawainya, hotel ada pegawainya, gimana secara totalitas ini dilihat," ujarnya.
Bambang berambisi pemerintah baru kelak lebih melibatkan masyarakat lokal agar bisa ikut menciptakan ekosistem di IKN. Para penunggu IKN nantinya juga wajib membangun hubungan dengan masyarakat lokal nan telah lama tinggal di wilayah sekitar IKN, terutama masyarakat Kecamatan Sepaku.
Menurut Bambang, pemerintah kelak juga mesti membangun kampung-kampung di sekitar IKN agar bisa terkoneksi dengan ibu kota baru. Ia tidak mau masyarakat lokal justru tidak dipikirkan keberadaannya.
"Tergantung gimana masyarakat di kota itu bakal berinteraksi, istilahnya ada kohesi sosialnya di situ, sehingga kelak kota itu menjadi kota nan memang tidak hanya layak huni liveable tetapi juga dicintai, loveable. Konsep itu sebenarnya sudah ada," ujarnya.
"Jangan lupa di sana ada masyarakat lokal, ada 40 ribu terutama di Kecamatan Sepaku, bergesekan langsung. Itu kan kudu membentuk kerekatan sosial, itu perlu waktu," ujarnya.
Utusan Khusus Presiden untuk Kerjasama Internasional Pembangunan IKN ini mengaku tidak terlalu cemas jika terjadi pelambatan pembangunan IKN selama pemerintahan Prabowo. Ia tidak mau IKN nantinya menjadi 'kota hantu' lantaran hanya ada gedung bentuk tetapi tidak mempunyai penghuni.
"Ini terjadi misalnya di Naypyidaw, ibu kota baru Myanmar, itu punya akomodasi luxury, hotel, gedung pemerintah, lapangan golf, tapi tidak ada orangnya, kenapa ya itu tadi ekosistemnya tidak terbentuk, masyarakatnya tidak terbentuk," katanya.
"Saya sebagai perencanaan kota, Ada adagium bahwa kota itu nan paling krusial tiga hal, pertama people, kedua people, ketiga people," ujarnyanya menambahkan.
(tim/fra)
[Gambas:Video CNN]