TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai BBN Airlines Indonesia, juga dikenal sebagai Blue Bird Nordic, secara resmi meluncurkan operasinya pada Jumat, 27 September 2024. Rute perdana nan ditempuh adalah dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, menuju Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur.
“Kami sudah menutupi langit, penerbangan bakal melangkah mulus. Kencangkan sabuk pengaman, kami siap melayani,” kata BBN Airlines Indonesia melalui unggahan di akun IG resminya, Kamis, 26 September 2024.
Sehubungan dengan itu, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, berambisi adanya maskapai baru bisa menambah suplai dan memberikan pengganti kepada masyarakat.
“Mudah-mudahan ya (bisa membantu menurunkan harga), lantaran apa pun alternatifnya jika supply-nya semakin banyak bisa memberikan alternatif,” kata Nia saat ditanya wartawan di Gedung Kemenparekraf, Senin, 30 September 2024 lalu.
Nia menganggap kehadiran maskapai baru bisa menambah kejuaraan di bumi penerbangan komersil tanah air. Kompetisi, kata dia, tidak selalu jelek dan bisa memberikan pilihan nan lebih banyak kepada masyarakat.
“Dan pastinya supplier akan memberikan sesuatu yang, gimmick-gimmick agar orang memilih dia,” katanya.
Menurut laman resminya, BBN Airlines Indonesia merupakan anak perusahaan dari Avia Solutions Group, nan menyediakan jasa pesawat, kru, perawatan, dan asuransi (ACMI). Avia Solutions Group didirikan di Lithuania pada tahun 2010 dan telah memindahkan instansi pusatnya ke Dublin, Irlandia. Rute perdana BBN Airlines di Indonesia menghubungkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, dengan Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain itu, Nia bakal menargetkan tiket pesawat akhir Oktober sudah mulai turun. “Satgas tiket (pesawat) minggu lampau sudah rapat dan dipimpin oleh Pak Sandiaga Uno. Target akhir Oktober sudah bisa disampaikan, mudah-mudahan ada satu komponen nan bisa berlaku,” kata Nia.
Nia menjelaskan bahwa Kemenparekraf telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, serta pihak-pihak penanggung jawab lainnya mengenai izin nilai tiket pesawat. Ia menyatakan bahwa ada sembilan komponen kajian nan telah dibahas. Namun, Nia mengaku belum dapat membagikan semua detailnya, termasuk proyeksi persentase penurunan nilai tiket pesawat.
Iklan
Salah satu nan dikaji, kata Nia, adalah mengenai pengurangan PPN tiket pesawat. Hal itu, menurutnya, tetap butuh kajian lebih lanjut.
“Apakah insentifnya dari pemerintah bakal bebas pajak alias bagaimana, semua tetap dalam tahap kajian,” kata Nia.
Sebelumnya, BBN Airlines Indonesia, nan sudah mendapat izin dari Kementerian Perhubungan untuk melayani penerbangan komersial berjadwal, mendapat suntikan modal 6,2 juta dolar AS alias Rp96,1 miliar dari perusahaan induknya, Avia Solutions Group, pada akhir 2023.
"Investasi ini semakin menegaskan kepercayaan Avia Solutions Group terhadap keberhasilan dan potensi pertumbuhan maskapai nan telah aktif beraksi di tanah air sejak 2022 lalu, menambah nilai perusahaan menjadi US$14 juta (Rp217 miliar)," demikian siaran pers perusahaan.
Pada Agustus 2023, BBN Airlines Indonesia telah sukses memperoleh Sertifikat Operator Penerbangan (Air Operator Certificate/ AOC). Pada November 2023 perusahaan juga telah menambah jumlah armadanya hingga tiga kali lipat, dengan kehadiran empat pesawat baru nan terdiri dari satu unit Boeing 737-400SF dan tiga unit Boeing 737-800NG.
"Kemenhub telah menyatakan bahwa BBN Airlines Indonesia layak dan memenuhi standar izin untuk membuka jasa penerbangan komersial penumpang nan bakal mulai beraksi segera pada Maret 2024," kata Chairman BBN Airlines Indonesia Martynas Grigas di Jakarta, Senin, 11 Maret 2024.
MYESHA FATINA RACHMAN I YUDONO YANUAR I HAMMAM IZZUDDIN I MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Profil Gediminias Ziemelis, Pemilik BBN Airlines Indonesia nan Mengudara di RI