TEMPO.CO, Jakarta - Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility Bank Central Asia (BCA), Hera F. Haryn, memastikan keamanan info para pengguna di tengah rumor keamanan info nan kerap alami kebocoran.Terlebih setelah Pusat Data Nasional (PDN) diretas pada 20 Juni 2024 lalu.
"Yang saya bisa tekankan adalah bahwa keamanan info pengguna alhamdulillah sampai saat ini tetap aman," katanya di Menara BCA, Jakarta Pusat pada Senin, 15 Juli 2024.
Hera menyebut, BCA melayani 150 juta transaksi per hari. Di saat nan sama, BCA juga secara paralel mengembangkan sistem keamanan berlapis. Secara periodik, tim BCA juga berkoordinasi mengenai sistem keamanan. "Jadi, sistem keamanan itu berlapis. Kami uji coba secara gradual, tapi kami juga melayani 150 juta transaksi per hari."
Dia menekankan, keamanan info merupakan rumor nan sangat penting. Untuk itu, BCA menyiapkan titik-titik untuk pengamanan data. BCA mempunyai hingga empat info center untuk mencadangkan info nasabah.
"Kalau misalnya ada masalah di satu base, kemudian pindah ke base lain. Backup info itu krusial banget. Kami sampai saat ini jika tidak salah punya empat info center nan ada di beberapa kota di Indonesia," tuturnya.
Iklan
Hera tak menyebut di mana titik persisnya, namun info center krusial untuk keamanan info pengguna serta mencegah kelumpuhan jasa jika ada gangguan. Bila salah satunya down alias hiccup, maka BCA bakal menarik info dari base lainnya. Hingga saat ini, BCA mempunyai sekitar 32 juta pengguna dan nyaris 40 juta rekening.
BCA, kata Hera, bakal terus memperbaiki sistem dan mencari solusi terbaik. "Agar ketika perihal tersebut terjadi, bug alias apa itu, kami bisa lebih sigap melakukan transisi pengamanan agar (nasabah) tetap bisa melakukan transaksi," kata dia.
Pilihan editor: Basuki Sebut Groundbreaking Tahap 7 Proyek IKN Mulai Akhir Juli, Masih Tunggu Jadwal Presiden