Bos Citi Indonesia Ungkap Dampak Penurunan Suku Bunga Kredit dan Deposito

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Chief Executive Office Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan potensi penurunan suku bunga angsuran maupun simpanan oleh Bank Indonesia bakal berakibat positif bagi kliennya. Dia mengatakan pengguna Citibank bakal menyusun strategi tahapan menuju 2026 untuk mendorong pertumbuhan upaya bank.

“Kami sudah dengar dari Dewan Gubernur bahwa interest rate mulai turun. Jadi dengan liquidity and juga pricing, pengguna kami mulai membangun pipeline,” kata Batara kepada awak media di The Langham, Jakarta, Rabu, 5 November 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Batara mengatakan Citi Indonesia juga bakal mengumumkan keahlian finansial pada kuartal III-2025 pada 18 November 2025. “Kami senang dengan persembahan untuk tiga kuartal,” ujarnya.  

Di sisi lain, Batara mengatakan Citi optimistis terhadap pertumbuhan angsuran pada sisa akhir tahun ini. Dia berambisi pembiayaan ini bisa cair pada kuartal III namalain tidak menunggu tahun depan. “Kami harapkan direalisasikan tahun ini. Jangan mundur ke 2026,” katanya. 

Citi Indonesia membukukan untung bersih senilai Rp 1,3 triliun pada kuartal II-2025. Dalam keterangan sebelumnya, Batara Sianturi mengatakan pencapaian itu didukung oleh oleh peningkatan pendapatan kembang bersih secara tahunan alias year on year (yoy) sebesar 11 persen dan rasio biaya rendah alias low cost of fund yang meningkat menjadi 75 persen.

“Pencapaian ini menunjukkan ketahanan upaya kami di tengah dinamika pasar dan ketidakpastian ekonomi dalam skala global,” ucap Batara dalam konvensi pers pemaparan ekonomi dan keahlian finansial Citi Indonesia di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

Sementara itu, sepanjang kuartal kedua 2025 Citibank membukukan return on equity alias ROE sebesar 13,6 persen dan return on assets (ROA) sebesar 3,6 persen. Angka tersebut, kata Batara, tetap di atas ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kinerja lainnya, Rasio Liquidity Coverage (LCR) dan Rasio Net Stable Funding (NSFR) Citi Indonesia masing-masing tercatat 295 persen dan 160 persen. Sedangkan rasio tanggungjawab penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 40,1 persen. Meningkat dari 36,2 persen pada tahun sebelumnya.

Di lini upaya perbankan sepanjang triwulan kedua 2025, Citi Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan pendapatan nan positif. “Citi Indonesia terus berkomitmen memberikan jasa dan solusi perbankan kepada beragam klien, mulai dari perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, hingga sektor publik,” ucapnya.

Pada upaya Treasury and Trade Solutions (TTS) pertumbuhan kuartal kedua 2025 juga tetap positif. Hal ini didorong oleh peningkatan volume kliring mata duit asing sebesar 17 persen dan peningkatan pemakaian kartu komersial sebesar 8 persen.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis