BPS Catat Nonmigas Sumbang Penurunan Nilai Ekspor Terbesar Juni 2024

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat menurunya nilai ekspor nonmigas menjadi pendorong turunnya nilai ekspor bulanan pada Juni 2024. Adapun nilai ekspor Indonesia pada bulan Juni sebesar US$20,84 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 6,65 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada Mei 2024. Penurunan ekspor nonmigas menyumbang 4,57 persen terhadap penurunan nilai ekspor selama Juni 2024.

Nilai ekspor nonmigas pada Juni 2024 tercatat sebesar US$ 19,61 miliar alias turun sebesar 6,20 persen. "Penurunan nilai ekspor pada bulan Juni terutama didorongan oleh penurunan ekspor nonmigas, ialah pada komoditas biji logam, perak dan abu nan masuk pada golongan HS 26 nan turun sebesar 98,32 persen," kata Ketua BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konvensi pers di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024.

Amalia mengatakan menurunnya nilai ekspor ketiga komoditas di atas punya andil terhadap ekspor nonmigas sebesar 4,57 persen. Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada komoditi logam mulia nan turun sebesar 45,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara untuk komoditi nikel dan peralatan turunannya juga mengalami penurunan nilai ekspor selama Juni 2024.  Penurunannya mencapai 25,20 persen. "Nilai ekspor nikel andilnya terhadap ekspor non migas sebesar 0,96 persen," katanya.

Iklan

Selain pada sektor non migas, nilai ekspor migas juga menurun selama Juni 2024. Nilai ekspor migas pada Juni tercatat sebesar US$1,23 miliar alias turun sebesar 13,24 persen. Bila merujuk pada info tahunan, Amalia menyatakan nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen dibandingkan pada Juni 2023.

Dari total nilai ekspor nonmigas selama Juni 2024, Cina menjadi negara dengan  penyumbang nilai ekspor nonmigas terbesar, ialah sebesar US$4,65 miliar. Di posisi kedua ada Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$1,97 miliar. Kemudian di posisi ketiga ada India dengan nilai ekspor non migas mencapai US$1,84 miliar.

Pilihan Editor: Terpopuler: Alasan Prabowo Lanjutkan IKN, Dampak Penembakan Donald Trump pada Harga Emas

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis