TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon Napitupulu mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan program rumah desa alias Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Desa. Menurutnya, jika program ini diterima maka angsurannya hanya Rp480 ribu dengan tenor 30 tahun.
“Jadi sangat affordable buat masyarakat desa,” kata Nixon kepada awak media di sela obrolan Percepatan Penyaluran Program 3 Juta Rumah di Jakarta Pusat, Jumat, 29 November 2024.
Menurutnya, KPR Desa bakal konsentrasi merenovasi alias membangun kembali rumah-rumah nan tidak layak huni di perdesaan. Terutama, kata Nixon, untuk rumah-rumah dengan akomodasi mandi cuci kakus alias MCK nan belum memadahi.
Biaya bisa terjangkau lantaran pembiayaan tidak mencakup pembebasan lahan. Sebab, rumah nan direnovasi sudah berdiri di lahan nan dimiliki penghuninya. Lebih lanjut, Nixon mengatakan developer bakal susah menjangkau lantaran jumlah nan terlalu banyak. “Sehingga kelak bakal pakai subkontraktor, pakai orang asosiasi perumahan. Limit tiketnya bisa Rp75 juta, jika 30 tahun itu kita sudah exercise angsurannya hanya Rp480 ribu,” ucapnya.
Nixon menambahkan, KPR Desa ini jadi salah satu program nan diusulkan untuk menunjang rencana penambahan kuota KPR subsidi menjadi 800 ribu unit. Ia mengatakan sedang berkomunikasi berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman hingga sejumlah asosiasi tentang tindaklanjut rencana ini.
Menurutnya, nomor 800 ribu itu tetap usulan dari sejumlah lembaga terkait. Untuk model pembiayaannya, kata dia, sistem nan saat ini tetap dibahas adalah 50 persen dari pemerintah dan 50 persen akomodasi likuiditas.
Sementara itu, tenor KPR nan direncanakan ialah 30 tahun. Menurutnya, kebanyakan pengguna KPR sudah lunas dalam waktu 10-11 tahun. Namun, opsi 30 tahun tetap disediakan untuk mereka nan memerlukan tenor panjang dengan masa subsidi sekitar 10 tahun. “Setelah 10 tahun bakal seperti apa itu sedang kita bahas. Tantangan buat bank adalah menyiapkan likuiditas,” ujarnya.
Nixon mengatakan saat ini tetap mendiskusikan sumber pendanaan nan bakal digunakan selain biaya pihak ketiga nan dihimpun bank. Sebab, kata dia, sejauh ini exercise nan dilakukan menunjukkan bank perlu menyiapkan sekitar Rp80 triliun.