TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik alias Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyebut program makan bergizi cuma-cuma alias makan gratis nan dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto memerlukan manajemen luar biasa. Dia membandingkan program ini dengan program pembagian beras 10 kilogram beras dari persediaan beras pemerintah alias CBP.
“Kami menyalurkan 10 kg beras dalam keadaan kering dalam karung sebulan sekali itu saja sudah memerlukan manajemen logistik nan luar biasa,” ujar Bayu dalam pertemuan dengan pemimpin dan redaktur media di Jakarta, dikutip Selasa, 23 Juli 2024.
Dibandingkan dengan program Bulog itu, Bayu mengatakan pengadaan makanan segar setiap hari bakal menjadi tantangan manajemen nan luar biasa ekstra. Menurut dia, pembagian beras 10 kilogram tak ada apa-apanya dibanding program jagoan Prabowo itu. “Tantangannya bakal jauh lebih besar,” kata dia.
Dengan tim sinkronisasi Prabowo, Bayu mengatakan pernah beberapa kali berbincang ihwal makan cuma-cuma itu. Namun sampai saat ini, dia menyatakan belum ada gambaran tugas kepada Bulog untuk membantu penyelenggaraan program itu. Dia hanya diminta tim presiden terpilih itu untuk menjaga pasokan beras di daerah-daerah. “Tidak terlibat langsung ke dalam program,” kata dia.
Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi, mengatakan timnya tengah menggelar uji coba sebagai pilot project program makan bergizi gratis. Dia menyatakan uji coba ini tak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Riset ini belum bisa menggunakan instrumen pemerintah,” ujar Hasan dalam konvensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Jumat, 19 Juli 2024, dipantau Tempo dari kanal YouTube Prabowo-Gibran.
Iklan
Hasan menjelaskan, anggaran sebesar Rp71 triliun nan disediakan pemerintah untuk program ini bertindak mulai tahun depan. Selama belum dilantik, belum ada alokasi anggaran nan bisa digunakan Prabowo. Karena itu, timnya tidak bisa menggunakan anggaran nan merupakan instrumen pemerintah.
Pilot project sekaligus riset itu menyasar 3 ribu orang siswa SD, SMP, dan SMA, serta ibu mengandung di setiap provinsi. Untuk mendapatkan ragam info sesuai wilayah, Hasbi mengatakan uji coba bakal diperluas ke skala nasional. Perluasan ini bakal berjalan selama dua sampai tiga bulan mendatang.
Ihwal besar anggaran nan digunakan dalam pilot project, nilai porsi makan gratis, dan titik-titik uji coba, Hasbi mengaku tak bisa membocorkan info itu kepada publik. Dia mengatakan mau membiarkan tim master bekerja tanpa gangguan. Karena itu, dia mengaku menekan seminimal mungkin info nan beredar tentang riset itu. “Proses uji coba tetap berjalan, pasti belum ada kesimpulan, termasuk konklusi soal harga,” kata dia.
HAN REVANDA PUTRA | CAESAR AKBAR
Pilihan Editor: Resmi jadi Komisaris PLN, Politikus Demokrat Andi Arief: Mau Lapor ke Ketum AHY Dulu