Cermin Visi Prabowo untuk Indonesia di Balik Pidato Perdana Presiden

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengamat politik menerka style kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto lima tahun ke depan. Beberapa pernyataan di pidato perdananya dinilai mencerminkan kemiripan dengan Presiden Sukarno.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago memprediksi Prabowo bakal menegaskan politik bebas aktif Indonesia. Prabowo diprediksi bakal sering tampil di forum bumi dan menegaskan posisi netral Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu berbeda dengan Jokowi nan hanya datang ke forum internasional jika Indonesia menjadi penyelenggara. Jokowi juga punya kecenderungan dekat dengan China dibandingkan negara adikuasa lainnya.

"Kadang-kadang ke kiri, bisa ke kanan, bisa ke tengah, ya bisa ke mana-mana artinya. Dan saya rasa ini juga akan, lantaran kan Sukarno dengan Pak Prabowo ini mirip-mirip nih, langkah politik internasional cukup-cukup baguslah kan," kata Arifki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (20/10).

Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia Sya'roni Rofii kurang sepakat jika Prabowo disamakan dengan Bung Karno dalam urusan internasional. Menurutnya, Sukarno lebih konfrontatif dalam persoalan hubungan dengan negara-negara barat.

Meski begitu, dia sepakat Prabowo bakal membawa Indonesia lebih luwes berbaur di internasional. Hal itu tampak dari safari Prabowo ke sejumlah negara usai dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.

Prabowo sudah berkeliling ke sejumlah negara Asia Tenggara. Dia juga berjamu ke beberapa negara barat dan timur tengah.

"Pak Prabowo sepertinya mau memperkuat area dalam lini ASEAN. Jadi, jika ASEAN kuat, maka negara-negara besar bakal respect pada Indonesia dan kawan-kawan," ucap Sya'roni.

Menurut Sya'roni, Prabowo juga bakal mengatur keseimbangan posisi Indonesia di tengah beragam kutub politik dunia. Salah satunya dengan menjalin hubungan baik dengan negara-negara adikuasa.

"Pak Prabowo mengerti bahwa terlalu condong ke China juga tidak menguntungkan Indonesia. Terlalu condong ke Amerika juga tidak menguntungkan Indonesia. Artinya, Pak Prabowo bakal menggunakan semua sumber daya nan dimiliki dengan berpijak pada konsep bebas aktif," ujarnya.

Fokus dalam negeri

Arifki beranggapan Prabowo bakal punya konsentrasi pembangunan nan agak berbeda dengan Jokowi.

Jokowi selama ini konsentrasi pada pembangunan infrastruktur. Hal itu didasari visi Jokowi soal pemerataan pembangunan nan hanya bisa dilakukan jika ada kesetaraan sarana dan prasarana.

Sementara itu, Prabowo dinilai bakal lebih konsentrasi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal itu tampak dari pidato Prabowo nan menekankan kualitas pendidikan dan asupan gizi bagi anak-anak.

"Ketika Pak Jokowi membangun infrastruktur, jalan dan lainnya, Pak Prabowo ini sepertinya bakal konsentrasi ke SDM," ujar Arifki.

Dia juga menyebut Prabowo bakal membikin kebijakan dalam negeri berbasis kondisi geopolitik. Misalnya, sasaran swasembada pangan nan didasari kekhawatiran terhadap krisis pangan akibat perang di beragam negara.

"Dia memandang geopolitik, bahwa pertarungan ke depan ini pertumbuhan masyarakat besar, dan siapa negara nan menguasai logistik pangan, dia nan menguasai dunia," kata Arifki.

Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi memandang ada kemiripan antara Prabowo dan Jokowi di awal masa pemerintahan. Keduanya sama-sama menyampaikan target-target tinggi.

Jokowi memulai pemerintahan dengan mengenalkan Nawa Cita. Begitu pula dengan aktivitas Revolusi Mental.

Sama dengan Prabowo nan mencanangkan kemandirian dan kedaulatan negara. Berikut dengan visi membangun pemerintahan antikorupsi.

Menurutnya, perihal itu sah-sah saja asal dijalankan dengan benar. Asrinaldi mengingatkan semangat nan sama pernah digaungkan Jokowi, tetapi tak seluruhnya terpenuhi.

"Setelah melangkah beberapa tahun, dengan bergabungnya banyak partai politik, saling mengakomodir kepentingan. Akhirnya jadi lemah pada posisi itu, dan kita tidak mau Pak Prabowo mengulangi kebijakan-kebijakan nan keliru dari Pak Jokowi," kata Asrinaldi.

(dfh/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional