Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memaparkan Gubernur Riau Abdul Wahid (AW) berlindung di sebuah kafe dekat rumahnya setelah berprasangka atas operasi tangkap tangan (OTT) nan dilakukan lembaga antirasuah tersebut pada Senin (3/11).
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan Abdul Wahid sembunyi di sebuah kafe setelah lembaga antirasuah menangkap Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Riau nan membawa sejumlah uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang itu diduga bakal diserahkan kepada Abdul Wahid.
"Kami menduga bahwa memang sudah janjian. Kemudian janjian jam segini kok enggak datang, enggak ada. Kemungkinan dia sudah mulai berprasangka hingga akhirnya tim datang ke lokasi," ujar Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/11).
Sementara itu, Asep mengatakan kafe nan didatangi tim KPK tersebut berada tidak jauh dengan rumah Abdul Wahid.
Ia menjelaskan kafe nan diduga menjadi tempat persembunyian Abdul Wahid berada dalam jejeran gedung nan sama dengan rumahnya.
"Jadi, kafe itu bukan kafe nan jauh, bukan. Kafe itu ada di jejeran itunya (rumahnya)," katanya.
Abdul Wahid ditahan KPK pada Senin (3/11) dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan setelah menjalani pemeriksaan intensif pasca-OTT.
KPK menahan 10 orang dalam OTT tersebut. Di antaranya Abdul Wahid, Kepala Dinas PUPR-PKPP Muhammad Arief Setiawan, Sekretaris Dinas PUPR-PKPP Ferry Yunanda, dan Tata Maulana nan merupakan orang kepercayaan Abdul Wahid.
Satu orang lain atas nama Dani M. Nursalam nan merupakan Tenaga Ahli Gubernur Riau Abdul Wahid menyerahkan diri pada Selasa (4/11) malam.
Selain itu, KPK turut menyita sejumlah duit dalam pecahan rupiah, dolar Amerika Serikat dan Poundsterling setara Rp1,6 miliar.
Uang itu bukan penyerahan pertama. KPK menyebut Abdul Wahid diduga telah menerima sejumlah duit nan tak disebut nilainya sebelum terjaring OTT.
"Uang (Rp1,6 miliar) itu diduga bagian dari sebagian penyerahan kepada kepala daerah. Artinya, aktivitas tangkap tangan ini adalah bagian dari beberapa alias dari sekian penyerahan sebelumnya," ungkap Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/11).
"Jadi, sebelum aktivitas tangkap tangan ini, sudah ada penyerahan-penyerahan lainnya," sambungnya.
(antara/rds)
[Gambas:Video CNN]
1 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·