TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul membuka kesempatan pemberian support sosial alias bansos untuk kelas menengah. Rencana ini disampaikan per akhir Agustus lampau ysau Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan adanya penurunan jumlah kelas menengah ke kelas lebih rendah, ialah dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024.
Menurut dia, kesempatan ekspansi bansos tersebut sedang didiskusikan. “Kami lagi mendalami, meskipun APBN (anggaran pendapatan dan shopping negara) sudah diketok,” kata Gus Ipul di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 30 september 2024.
Peluang ekspansi sasaran penerima support itu termasuk untuk masyarakat korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, Gus Ipul bakal lebih dulu memastikan ketepatan sasaran penerima bansos. Hal ini mengingat info di lapangan nan sifatnya dinamis.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun berambisi kerja sama dengan pemerintah wilayah untuk sinkronisasi info penerima bansos. “Apakah mungkin (penerima bansos) meninggal alias mungkin ada nan sudah tidak masuk lagi dalam kategori memperoleh bantuan,” ujarnya.
Kemudian soal rencana pemberian support untuk korban PHK, Gus Ipul menyatakan Kementerian Sosial bakal bekerja sama Kementerian Ketenagakerjaan. Adapun sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan mengkonfirmasi adanya 46 ribu kasus pemutusan hubungan kerja alias PHK sepanjang Januari hingga Agustus 2024.
“Yang jelas, Kemensos terus berupaya melakukan beragam perihal lewat pusat dan info nan kita miliki untuk meng-update data kita,” kata Gus Ipul.
Pilihan Editor: Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin