Harga Obat 5 Kali Lipat Lebih Mahal dari Malaysia, Menkes Budi Sebut Sejumlah Faktor Penyebabnya

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyoroti mahalnya harga obat dan perangkat kesehatan, namun tidak sejalan dengan progres industri kesehatan Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebut, ada beberapa aspek nan menyebabkan nilai obat di Indonesia bisa lima kali lipat lebih mahal dari pada Malaysia.

"Bisa gara-gara pajak, gara-gara distribusi, gara-gara tata kelola. Sekarang kita mau coba rapikan berapa, sih, kontribusi masing-masing penyebab itu," kata Budi usai menghadiri rapat kerja di Komisi IX DPR, Senin, 8 Juli 2024. Kendati demikian, ujar dia, tetap perlu penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui persis penyebab nilai obat nan mahal di Indonesia. 

Saat ditanyai prihal solusi alias kebijakan nan bakal ditempuh, Budi menyatakan tetap dalam pembahasan. Ia mengatakan bakal segera membereskan persoalan ini. "Yang itu sabar dulu, kita tetap koordinasikan," katanya.

Budi juga mengungkapkan, pemerintah Indonesia bakal membahas persoalan ini dengan negara-negara G20 dan ASEAN. Menurutnya, perihal itu perlu dilakukan agar bisa menemukan tolok ukur nan pas mengenai biaya produksi obat-obatan dan perangkat kesehatan. "Itu bakal kita rapikan lagi dengan negara-negara G20 dan negara-negara ASEAN. Kemudian nan kedua, setelah dapat datanya, kita bakal cari penyebabnya apa," ujarnya.

Sebelumnya, Budi mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan agar sistem industri kesehatan diperbaiki. Salah satu nan menjadi sorotan Jokowi ialah nilai obat nan tinggi, namun tidak sesuai dengan kondisi industri kesehatan dalam negeri. "Beliau juga pesan obat-obatan dan perangkat kesehatan dalam negeri dibangun, agar Indonesia bisa lebih resilience jika ada pandemi lagi," kata Budi usai menghadiri rapat terbatas tersebut.

Jokowi memberikan waktu dua pekan untuk mengkoordinasikan soal penguatan sistem kesehatan RI ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan bakal terlibat.

Iklan

Lebih lanjut, Menkes Budi memberi masukan kepada Jokowi soal jalur perdagangannya nan tetap kurang efisien. Dia menyoroti tata kelola Industri nan musti dibikin lebih transparan dan terbuka sehingga tidak ada peningkatan nilai nan tidak masuk logika alias tidak perlu dalam proses pembelian perangkat kesehatan dan obat-obatan.

Menanggapi perihal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, dia perlu mempelajari langkah perbaiki industri kesehatan agar pada ujungnya kelak masyarakat dapat pelayanan kesehatan nan baik, optimal, dengan harga obat nan baik. “Kedua peningkatan investasi di sektor kesehatan termasuk obat-obatan dan perangkat kesehatan, itu perlu dipercepat,” kata dia saat ditemui dalam kesempatan terpisah di Istana Kepresidenan pada Selasa, 2 Juli 2024.

Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani enggan berkomentar mengenai hasil pertemuan dengan Jokowi. Selain tata kelola industri, nan dibahas dalam rapat kemarin adalah soal pajak. 

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | DANIEL A. FAJRI | NANDITO PUTRA
Pilihan editor: Pengalaman Tjandra Yoga Aditama Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis