IKN Akan Gunakan Kereta Otonom Tanpa Rel atau ART Asal Cina, Apa Itu?

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian kereta otonom tanpa rel (autonomous rail transit/ART) buatan Cina dijadwalkan tiba di Ibu Kota Nusantara alias IKN, Kalimantan Timur, pada akhir Juli 2024.

"Rangkaian autonomous rail transit (ART) alias trem otonom dijadwalkan tiba di Ibu Kota Nusantara pada akhir Juli dan beraksi pada Agustus 2024," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau letak jalur Trem Otonom di Jalan Sumbu Kebangsaan pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Penajam Paser Utara, Jumat, 12 Juli 2024.

Ia mengatakan, rangkaian trem otonom telah dikirim dari Cina pada awal Juli. Menurut perhitungan, kapal ekspedisi nan mengangkut trem otonom tersebut bakal tiba di Pelabuhan Balikpapan.

"Dan dijadwalkan tiba di IKN pada akhir Juli 2024 setelah proses kepabeanan selesai. Dengan demikian, trem otonom dipastikan sudah bisa beraksi pada Agustus 2024,” ujarnya. 

Komponen Trem Otonom rencananya bakal dirakit setibanya di IKN dan mulai diuji coba secara internal.

Kemudian, bakal dilakukan pula persiapan dan penyelenggaraan pengetesan bersama, dilanjutkan dengan penyelenggaraan Proof of Concept (POC) pada Agustus 2024. Rencana showcase alias unjuk kerja bakal dilaksanakan pada Oktober hingga Desember 2024.

“Semoga agenda ini dapat terealisasi sesuai rencana, dan Trem Otonom di IKN betul-betul bisa menginspirasi kota-kota lain di Indonesia dalam perihal mengembangkan transportasi cerdas,” kata Budi Karya.

Menurut Menhub, trem otonom merupakan lompatan penggunaan teknologi baru dalam bumi transportasi di Indonesia, ialah kereta api tanpa rel.

Dia menerangkan, trem otonom dioperasikan menggunakan baterai dengan pengoperasian dipandu melalui pembacaan marka jalan melalui sensor, sehingga kendaraan ini efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian daya fosil.

Jalan Sumbu Kebangsaan nan bakal dilalui Trem Otonom punya tekstur sangat halus. Hal ini tentu bakal membikin nyaman para pengendara dan penumpang nan melintas, katanya.

Kementerian PUPR bakal segera membangun halte untuk menunjang operasional Trem Otonom ini.

"Menariknya, halte nan bakal dibangun ini nantinya tak hanya berfaedah sebagai tempat menaik-turunkan penumpang, namun juga bakal berfaedah sebagai tempat melakukan charging (pengisian daya),” kata Menhub.

Budi menambahkan, trem otonom nan didatangkan ke Indonesia berjumlah satu trainset nan terdiri atas tiga kereta. 

Dinilai Lebih Murah dari LRT dan MRT

Budi Karya mengatakan, trem otonom nan dihadirkan sudah terbukti keandalannya, karena telah diakui di beberapa negara. 

Iklan

Trem ini dinilai lebih sederhana dan murah dibanding LRT dan MRT, lantaran tidak memerlukan pembangunan rel alias jalur kusus, lantaran menggunakan jalan raya biasa.

ART dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan Cina CRRC Zhuzhou Institute dan di;luncurkan perdana pada 2 Juni 2017.

ART secara unik disebut sebagai kereta api alias pikulan sigap oleh pabrikannya, namun masyarakat menggambarkannya sebagai bus. Bagian luarnya sangat mirip dengan trem, namundilengkapi ban karet dan melaju tanpa rel.

Sistem ini diberi label "otonom", namun trem ART nan saat ini beraksi dipandu secara optik dan tetap memerlukan pengemudi. Meskipun ada nama "rel", sistem ini tidak menggunakan rel.

Bus berpemandu optik sebenarnya sudah lebih dulu beraksi di Eropa dan Amerika Utara. nan berbeda dari 

Bedanya dengan ART adalah trem ini terdiri atas tiga gerbong mempunyai panjang sekitar 30 m. Ia dapat melaju dengan kecepatan 70 km/jam dan dapat mengangkut hingga 300 penumpang.

Kendaraan ini dibuat sebagai kendaraan dua arah, dengan kabin pengemudi di kedua ujungnya, memungkinkannya melaju ke segala arah dengan kecepatan penuh.

ART dilengkapi dengan beragam sensor optik dan jenis sensor lainnya nan memungkinkan kendaraan secara otomatis mengikuti rute nan ditentukan oleh jalur marka virtual di jalan raya.

Roda kemudi juga memungkinkan pengemudi untuk memandu kendaraan secara manual, termasuk saat memutar. Sistem Peringatan Keberangkatan Jalur membantu menjaga kendaraan tetap berada di jalurnya dan secara otomatis memberikan peringatan jika kendaraan menjauh dari jalurnya.

Sistem Peringatan Tabrakan mendukung pengemudi untuk menjaga jarak kondusif dengan kendaraan lain di jalan dan jika jarak tersebut berkurang di bawah tingkat tertentu, sistem ini bakal memperingatkan pengemudi melalui tanda peringatan.

Otorisasi Perubahan Rute adalah perangkat navigasi nan menganalisis kondisi lampau lintas pada rute nan dipilih dan dapat merekomendasikan jalan memutar untuk menghindari kemacetan lampau lintas. Kaca Spion Elektronik berfaedah dengan kamera nan dapat disetel dari jarak jauh dan memberikan pandangan lebih jelas dibandingkan kaca spion konvensional, termasuk perangkat peredupan otomatis untuk mengurangi silau.

ART ini didukung oleh baterai lithium-titanate dan dapat menempuh jarak 40 km sekali pengisian penuh. Baterai dapat diisi ulang melalui pengumpul arus di stasiun. Waktu pengisian ulang untuk perjalanan 3 hingga 5 km adalah 30 detik dan untuk perjalanan 25 km cukup 10 menit.

ANTARA | WIKIPEDIA

Pilihan Editor HGU di IKN 190 Tahun, Apa Bedanya dengan Hong Kong nan Disewakan Cina ke Inggris 99 Tahun?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis