TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab pendek ketika ditanya soal kebijakan relaksasi pemblokiran anggaran atau automatic adjustment (AA) kementerian/lembaga (K/L).
Ketika ditemui di aktivitas Kampanye Simpatik Perpajakan Spectaxcular 2024 di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, pada hari ini, Sri Mulyani hanya menjawab pendek. "Nanti kita lihat,” ucapnya, seperti dikutip dari Antara, Ahad, 14 Juli 2024.
Adapun Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menyatakan pihaknya bakal terus memandang perkembangan pengarahan kebijakan ke depan. Kementerian Keuangan, kata dia, bakal tetap selektif dalam menentukan relaksasi pemblokiran anggaran.
“Ini sudah semester II, kelak kita lihat satu per satu pengarahan pimpinan. Kita bakal tetap selektif,” ujar dia.
Sri Mulyani sebelumnya menyatakan bakal mempertimbangkan opsi untuk membuka pemblokiran anggaran alias automatic adjustment (AA) kementerian/lembaga (K/L) nan sebelumnya sebesar Rp50,14 triliun untuk tahun 2024.
Tapi dia juga memberikan catatan bahwa relaksasi tersebut bakal diterapkan dengan selektif mempertimbangkan kondisi finansial negara.
“Ada catatan automatic adjustment bakal direlaksasi,tetap dilakukan secara selektif dan tentu memandang kondisi finansial negara. Saya rasa ini sangat sesuai dengan apa nan menjadi pegangan kami Bendahara Negara dalam mengelola finansial negara,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja berbareng Badan Anggaran (Banggar) di Jakarta, Selasa lalu, 9 Juli 2024.
Iklan
Relaksasi AA itu. menurut Sr Mulyani, kudu dilaksanakan dengan kehati-hatian nan tinggi. Kendati demikian, dia tidak menyebut berapa besar anggaran K/L nan bakal dilepas, hanya menekankan bahwa relaksasi bakal dilakukan jika terdapat aktivitas nan mendesak.
“Nanti jika biasanya sesuai dengan praktik sebelumnya, jika ada perihal nan mendesak, penting, bisa saja automatic adjustment itu dibuka di dalam rangka untuk membiayai aktivitas nan prioritas nasional dan betul-betul krusial dan mendesak. Tapi tadi disebutkan kudu selektif dan sesuai kondisi finansial negara berfaedah kelak kita lihat, tidak bakal mempengaruhi keseluruhan outlook dari defisit," ujarnya.
Sebelumnya pemerintah telah membekukan anggaran K/L sebesar Rp 50,14 triliun untuk tahun 2024 melalui kebijakan automatic adjustment nan diterapkan sejak awal tahun. Automatic adjustment dilakukan sebesar 5 persen dengan tujuan untuk mengelola APBN secara elastis serta menambah daya tahan APBN, di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian dunia saat ini.
Automatic adjustment ini merupakan langkah nan diambil guna mengantisipasi kondisi di luar dugaan nan kudu menjadi prioritas negara.
Pilihan Editor: APBN 2024 Alami Kenaikan Defisit, Sri Mulyani bakal Gunakan Saldo Anggaran Lebih