TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan lembaganya sudah membahas proposal investasi nan diajukan oleh Apple. Ada beberapa perihal nan dipertimbangkan oleh Kemenperin, salah satunya mengenai kesetaraan jumlah investasi Apple di Indonesia dan negara lain.
“Berkeadilan bagi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tujuan investasi Apple lainnya seperti Vietnam dan India,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Maksud Febri. Kemenperin mempertimbangkan setara tidaknya investasi senilai US$ 100 juta nan sedang disodorkan Apple kepada Indonesia. Pemerintah juga mengkaji soal keadilan nilai investasi itu terhadap produsen produk HKT—mencakup handphone, komputer genggam, dan tablet—lain nan telah berinvestasi di Indonesia.
Apple sebelumnya telah mengusulkan proposal investasi sebesar US$ 100 juta alias sekitar Rp 1,58 triliun (kurs Rp 15.800) selama dua tahun. Proposal itu diterima Kemenperin pada Selasa, 19 November lalu.
Entitas nan dibangun pada 1976 oleh Steve Jobs itu berencana membangun beberapa akomodasi di Indonesia, seperti product development center dan professional developer academy. Ada juga rencana untuk memproduksi komponen mesh alias alas Airpods Max pada Juli 2025, sebagai bagian rantai dunia produk Apple.
Kemenperin berambisi investasi Apple membuka kesempatan penyerapan tenaga kerja Indonesia, agar sesuai dengan sasaran pertumbuhan ekonomi 8 persen nan dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Sembari mempelajari tawaran investasi Apple, Kemenperin mempertimbangkan kemungkinan revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Revisi aturan, menurut Febri, diperlukan agar sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.
Komitmen Apple untuk melanjutkan proposal nan telah diajukan sebelumnya juga disoroti oleh Kemenperin. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu sebelumya berjanji membangun Apple Academy ke-4 dan ke-5 hingga Juni 2026, masing-masing di Bali dan di Jakarta.
Menurut Febri, rencana itu merupakan kelanjutan dari komitmen investasi sebesar Rp 1,7 triliun nan sudah disampaikan oleh manajemen Apple pada 2020. Saat itu Apple juga berkomitmen memenuhi nilai TKDN.
“Kami mencatat Apple tetap belum menyelesaikan komitmennya pada proposal periode 2020 hingga 2023, sebesar Rp 271 miliar,” kata dia.
Dalam proposal lama, Apple menyampaikan bahwa proposal baru sekaligus untuk melunasi ‘utang’ TKDN sebelumnya. “Tapi janji tetap janji nan kudu dipenuhi oleh Apple,” tutur Febri.