Kementerian Didorong Makin Dini Belanja untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 2026

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan strategi pemerintah mengejar sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026. Salah satu nan bakal dilakukan Kemenkeu adalah mendorong kementerian/lembaga (K/L) untuk merealisasikan kebanyakan shopping Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (x) 2026 mulai dari kuartal pertama.

“Strategi untuk 2026, khususnya APBN, itu kudu makin awal belanjanya. Kami bakal lihat terutama di kuartal-I, K/L dengan shopping nan besar itu bakal kami koordinasikan agar betul merealisasikan kebanyakan shopping di kuartal I,” katanya di Jakarta, Rabu, 5 November 2025, seperti dikutip dari Antara.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Febrio menjelaskan pemerintah berupaya untuk mengejar sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen dalam jangka pendek. Adapun untuk tahun ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,2 persen dan perekonomian pada kuartal III-2025 dilaporkan tumbuh 5,04 persen.

Pemerintah, kata Febrio menargetkan dapat mencetak pertumbuhan 5,5 persen pada kuartal keempat tahun ini. “Kami minta sentimen bakal terus terbangun dengan pertumbuhan ekonomi nan cukup tinggi di tahun 2025, khususnya kuartal keempat, kami lanjutkan di kuartal I-2026."

Lebih jauh, Febrio menambahkan terdapat tiga kunci mesin pertumbuhan untuk membangun sentimen positif tersebut, ialah instrumen fiskal, sektor keuangan, dan suasana investasi. Dari sisi fiskal, Kemenkeu bakal mengupayakan instrumen dapat terus aktif dalam mendorong keahlian dua mesin lainnya.

Ia mencontohkan, pada sektor keuangan, Kemenkeu melakukan injeksi Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 200 triliun kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) nan bermaksud untuk mendorong sektor riil melalui percepatan penyaluran kredit.

Sedangkan untuk suasana investasi, Kemenkeu bakal memperkuat kerjasama berbareng K/L lain dalam mendukung sektor usaha, sehingga tidak ada ketimpangan dengan dua mesin pertumbuhan lainnya. “Kalau mesin fiskal dan sektor finansial hidup, tapi suasana upaya tidak membaik, ini bakal timpang. Jadi, tiga-tiganya kudu dilakukan. Ini memerlukan kerjasama nan kuat di antara kabinet untuk mewujudkan hasil dari mesin-mesin pertumbuhan ini."

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis