Kisah Sayudi Pemilik Warteg Kharisma Bahari yang Sukses Melalui Waralaba

Sedang Trending 11 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda pernah makan di Warung Tegal (warteg)? Warteg telah menjadi salah satu tempat makan favorit nan tersebar luas di nyaris seluruh wilayah Indonesia. Beragam pilihan menu dan nilai nan terjangkau menjadikannya tetap eksis dan banyak diminati. Tidak mengherankan jika upaya warteg terus berkembang dari waktu ke waktu.

Di antara banyak pengusaha warteg, ada satu nan sangat menginspirasi lantaran kegigihannya selama puluhan tahun dalam menjalani upaya ini. Saat ini, warteg nan dimilikinya tidak hanya berjumlah puluhan, tetapi sudah mencapai ratusan bagian nan tersebar di beragam wilayah Indonesia.

Dirangkum dari beragam sumber, dia adalah Sayudi, pendiri dan pemilik Warteg Kharisma Bahari nan telah merintis usahanya sejak puluhan tahun lampau ketika usianya tetap muda dan memutuskan merantau ke Jakarta.

Meskipun hanya lulusan SD, Sayudi menunjukkan kegigihannya untuk sukses di Ibukota. Kini, warung dengan warna hijau kekuningan ini tersebar nyaris di setiap perspektif Jabodetabek.

Warteg Kharisma Bahari. wartegkharismabaharigroup.com

Menurut laman resmi WKB Group, kisah Sayudi dimulai pada tahun 1996. Sayudi membangun warteg pertamanya di Jakarta Selatan dengan nama MM (Modal Mertua), lantaran modal awalnya berasal dari pinjaman mertuanya. Mertuanya meminjamkan sertifikat rumah untuk dijadikan agunan pinjaman di bank.

Awalnya, wartegnya hanya berdiri di gedung semi permanen nan disediakan oleh pemerintah wilayah waktu itu. Setelah mempunyai modal, Sayudi menyewa tempat untuk membuka wartegnya.

Iklan

Ide membuka kemitraan Kharisma Bahari Group muncul secara tidak sengaja. Awalnya, rumah makan ini mempunyai tiga cabang, dua di antaranya hanya dikelola oleh karyawan. Karena pengelolaannya semakin acak-acakan dan merugi, Sayudi membujuk kawan alias family nan mau membuka warteg tanpa modal dengan pembagian hasil 50-50.

Sejak saat itu, Kharisma Bahari Group membuka kemitraan dengan penanammodal untuk bergabung. Hanya dengan membeli satu outlet warteg seharga Rp 130 juta, di luar biaya sewa kios, kemitraan ini terbentuk. Jika penanammodal meminta tenaga kerja dari Kharisma Bahari Group, keuntungannya dibagi dua, 50 persen untuk pengelola dan 50 persen untuk investor.

Kini, upaya Warteg Kharisma Bahari telah menawarkan skema waralaba alias franchise Warung Tegal nan bisa menjadi pilihan bagi calon pengusaha warteg. Waralaba ini menawarkan tiga jenis gerai warteg, disesuaikan dengan paket nilai modal dan ukuran warung.

Pertama, Warteg Kharisma Bahari untuk budget menengah (eksklusif). Kedua, Warteg Mamoka Bahari untuk budget minimal (medium), dan ketiga, Warteg Subsidi Bahari (small), nan cocok untuk budget minimal dan pemula upaya kuliner.

Modal nan diperlukan untuk franchise warteg ini berkisar antara Rp 135 juta hingga Rp 150 juta, di luar biaya sewa tempat dan penentuan lokasi. Harga tersebut sudah mencakup pembaharuan alias pembangunan warung, peralatan dapur dan bilik mandi, perlengkapan seperti lemari es dan meja, serta stok awal bahan baku. Dengan sistem waralaba ini, tidak heran jika upaya Warteg Kharisma Bahari milik Sayudi sekarang mempunyai ratusan cabang.

Pilihan Editor: Daftar Harga Franchise Warteg Bahari dan Cara Membelinya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis