TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan perkembangan nilai impor peralatan dari Israel hingga pertengahan tahun 2024 ini.
Per Juni 2024, tercatat nilai impor produk dari Israel mencapai US$ 2,76 juta alias setara dengan Rp 44,63 miliar (asumsi kurs Rp 16.170 per dolar AS). Nilai tersebut turun drastis 54 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 5,97 juta.
"Impor asal Israel mini sekali dibandingkan dengan total impor, apalagi turun 54 persen dibanding bulan lalu," ungkap Amalia saat konvensi pers, Senin, 16 Juli 2024.
Amalia juga memastikan nilai impor dari Israel itu nyaris tak berfaedah jika dibandingkan dengan total impor Indonesia secara keseluruhan. BPS mengumumkan total impor Indonesia sepanjang Juni 2024 sebesar US$ 18,45 miliar alias sekitar Rp 298 triliun.
"Impor dari Israel itu sangat-sangat mini dibandingkan dengan total impor Indonesia. Saking kecilnya, menjadi tidak berfaedah jika kita bandingkan dengan total impor," kata Amalia.
Lebih jauh, Amalia membeberkan komoditas apa saja nan paling banyak diimpor dari Israel, ialah mesin listrik dan peralatan dan bagiannya dengan kode HS 85. Adapun nilai impor komoditas ini mencapai US$ 889.213.
Daftar produk nan diimpor Indonesia dari Israel dan besaran nilainya:
1. Mesin alias perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85)
Total nilai impor mencapai US$ 889.213 pada Juni 2024. Namun, nilai tersebut merosot sekitar 77 persen dibanding Mei 2024 nan mencapai US$ 3,86 juta.
Iklan
2. Instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis (HS90)
Total nilai impor mencapai US$ 616.468 pada Juni 2024, alias meningkat 171 persen dibanding Mei 2024 sebesar US$ 226.908.
3. Reaktor Nuklir, Boiler, Mesin dan Peralatan Mekanik (HS84)
Total nilai impor mencapai US$ 374.527 pada Juni 2024 alias turun 71 persen dibanding bulan lampau sebesar US$ 1,3 juta.
4. Perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia (HS82)
Total nilai impor tercatat mencapai US$ 352.258 alias meningkat 5,75 persen dibanding Mei 2024 senilai US$ 333.103.
Pilihan Editor: Faisal Basri Kritik BMAD 200 Persen untuk Produk Keramik Impor Cina: Penyelidikan KADI Tidak Memasukkan Faktor Covid