Nurul Ghufron Kena Sentilan Keras Anggota PDIP saat Bicara Integritas

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron dikritik keras oleh salah satu personil DPR terpilih periode 2024-2029 dari Fraksi PDIP, Tia Rahmania saat berbincang soal integritas.

Gufron menjadi pembicara dalam aktivitas Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Calon Anggota DPR periode 2024-2029 nan digelar Lemhanas RI.

Ia bicara soal rumor dan akibat korupsi bagi Indonesia. Gufron juga menyinggung soal kebiasaan menerima bingkisan di kalangan penyelenggara negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gufron mengatakan tanda terima kasih kerap dianggap sebagai budaya timur. Padahal, terima kasih bisa dibilang budaya timur jika dilakukan antar tetangga, bukan penyelenggara negara.

"Kalau antar anak bangsa tapi jika antar rakyat kepada pemerintah nan melayaninya, melayani kemudian pemerintahnya baik dan kemudian diberi bingkisan mau, itu tetap tidak boleh. Karena kita sudah digaji untuk berdedikasi melayani rakyat," kata Gufron dikutip dari Youtube Lemhanas RI, Selasa (24/9).

Kemudian, dia menjelaskan soal jenis korupsi nan terdiri dari petty corruption, grand corruption, dan political corruption.

Belum selesai Gufron menyebut jenis-jenis korupsi, Tia Rahmania pun melakukan interupsi. Tia mengaku jengkel dengan materi nan disampaikan Gufron dalam aktivitas tersebut.

"Ini saya makin enek soalnya, pusing saya. Izin ya Pak Nurul Ghufron nan terhormat nan merupakan ketua KPK kita nan luar biasa. Kalau kata ilmu jiwa ini terjadi disonasi kognitif di kepala saya, artinya terjadi bentrok di dalam jiwa saya," kata Tia.

Tia mulanya berambisi Lemhanas menghadirkan pemateri-pemateri nan luar biasa di mana dapat memberi modal untuk bekal lima tahun ke depan.

"Izin perkenalkan diri saya Tia Rahmania, PDI Perjuangan, (dapil) Banten 1. Kenapa saya tidak membuka jaket ini lantaran KPK ini lembaga nan didirikan oleh Presiden kelima Republik Indonesia, Ketua Umum kami, Ibu Megawati Soekarnoputri," ujarnya.

Tia menyarankan agar Gufron berbincang mengenai kasus-kasus nan menjeratnya daripada soal teori korupsi.

"Pak Nurul Ghufron nan terhormat, daripada Bapak bicara teori seperti ini, kita semua tahu negara ini berada dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mending Bapak bicara kasus Bapak gimana Bapak bisa lolos Dewas, Dewan Etik, kemudian di PTUN sukses. Bagaimana kasus Bapak memberikan rekomen pada ASN, gimana kasus-kasus Bapak nan lain bisa lolos. Mohon maaf Pak, Bapak bukan produk dari kami," tegas Tia.

Tia lantas memutuskan untuk keluar dalam aktivitas tersebut.

Sebelumnya, Nurul Ghufron dikenai hukuman etik oleh Majelis Etik Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) atas kasus penyalahgunaan pengaruh alias kedudukan di kembali mutasi ASN Kementerian Pertanian (Kementan) berjulukan Andi Dwi Mandasari (ADM).

Nurul Ghufron terbukti menyalahgunakan pengaruh untuk kepentingan pribadi.

Dewas KPK menyatakan Ghufron menggunakan pengaruhnya sebagai Komisioner KPK dengan menghubungi Kasdi Subagyono selaku Sekretaris Jenderal merangkap Pelaksana Tugas Inspektur Jenderal Kementan.

Ghufron mau ADM nan merupakan pegawai Inspektorat II Kementan dipindahkan ke Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian di Malang.

Ghufron dan ADM mempunyai hubungan tidak langsung. Di persidangan, ADM mengaku tidak pernah meminta support kepada Ghufron untuk bisa dipindahkan ke Malang. Berdasarkan kebenaran persidangan, permohonan support mutasi merupakan inisiatif Ghufron semata nan bukan dalam rangka penyelenggaraan tugas KPK.

(lna/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional