Pakar: Cagub KIM di Jawa Unggul, Efek Prabowo Menang Pilpres

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Elektabilitas para calon gubernur dan calon wakil gubernur nan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pulau Jawa pada Pilkada 2024 unggul dibandingkan rival mereka berasas hasil riset sejumlah lembaga survei.

KIM merupakan parpol pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 nan terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat, PSI, PAN, Gelora, PBB, Prima dan Garuda.

Partai-partai ini berkoalisi lagi di nyaris semua daerah, khususnya di Jawa. Bahkan, partai nan tadinya bukan bagian dari KIM akhirnya ikut bergabung, sehingga terbentuk KIM Plus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Pilgub DKI Jakarta, KIM Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono. Berdasarkan survei LSI, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono unggul dengan nomor 53,9 persen.

Beralih ke Jawa Barat, pasangan nan diusung KIM ialah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh dari tiga pasangan lainnya dalam Survei Indikator Politik Indonesia. Dedi Mulyadi-Erwan memperoleh elektabilitas 77,81 persen.

Lalu di Jawa Tengah, hasil survei dari Poltracking Indonesia menyebut pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin mengungguli pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi nan diusung PDIP. Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin berada di nomor 52,2 persen.

Hasil Survei Poltracking Indonesia juga mengungkapkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Jawa Timur unggul jauh di antara dua pasangan calon lain.

Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi mengatakan kelebihan paslon di Pulau Jawa salah satu faktornya lantaran pengaruh dari Prabowo Subianto nan memenangkan Pilpres 2024.

"Pilkada sekarang ini kelak di masa Pak Prabowo ya. Jadi memang bisa kita pahami bahwa dengan kekuatan KIM Plus dengan mesin politiknya tentu kita meyakini itu bisa menjadi aspek dari Prabowo menang, sehingga naiknya survei masing-masing [cagub] itu," kata Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/9).

Asrinaldi mengatakan identitas KIM ini tak bisa dilepaskan dari Prabowo. Ia pun memandang tetap banyak penduduk nan berambisi pada Prabowo dan para kandidat kepala wilayah KIM kelak dapat memperbaiki kondisi saat ini.

"Jadi berambisi ketika Prabowo itu memerintah mulai dari pusat sampai ke wilayah itu memang bergerak semua lokomotif pembangunan ini," kata dia.

Selain itu, Asrinaldi juga memandang ada aspek lain ialah figur calon kepala wilayah nan diusung KIM sudah terlebih dulu populer. Maka, kedua aspek tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Ia mencontohkan Ridwan Kamil unggul di Pilgub Jakarta lantaran Anies Baswedan kandas maju lagi. Hal senada juga dialami Khofifah di Pilgub Jatim nan sudah mempunyai tingkat ketenaran tinggi sebagai petahana.

"Kebetulan KIM Plus ini memang mencalonkan orang nan sudah populer. Nah, jadi mau tidak mau tentu nan unggul. Jadi di samping pengaruh Prabowo, juga ada kekuatan figurnya nan memang diajukan," tuturnya.

Masih bisa berubah

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan kelebihan beberapa para calon gubernur dari KIM di Jawa bisa berubah dikalahkan oleh rival mereka.

Hal ini bisa terjadi andaikan mereka tak mempunyai pedoman teritorial nan kuat, sehingga pemilih tetap bisa berpikir untuk mengubah pilihan.

"Mereka enggak punya teritorial di wilayah A, tiba-tiba mereka kudu berjuang di situ. Tentu efeknya lebih besar, lebih tidak bisa Jadi enggak serius," kata Pangi.

Pangi mencontohkan Ridwan Kamil nan maju di Pilgub Jakarta kudu waspada bisa disalip Pramono Anung. Sebab, Jakarta merupakan wilayah teritori baru bagi Ridwan Kamil nan merupakan eks Gubernur Jawa Barat.

"Karena RK enggak pernah punya investasi politik jangka panjang di Jakarta. Termasuk Dihadap-hadapkannya pendukung Jakmania dengan Bobotoh. Semakin membikin resisten Terjadi di pedoman pemilih-pemilih. Kemudian dianggap Ditolak di berapa daerah. Itu juga mempengaruhi kondisi juga," ucapnya.

(rzr/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional