TEMPO.CO, Jakarta - Roti Aoka dan Okko menjadi sorotan usai dapat memperkuat lama hingga berbulan-bulan dan tidak berjamur alias muncul titik hitam tanda jamur dalam produknya. Hal tersebut membikin pengusaha dan produsen roti asal Cina dan Jepang heran lantaran ada roti nan bisa tahan dari jamur.
Informasi tersebut dibagikan oleh Ketua Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo alias Parimbo, Aftahuddin. Berdasarkan laporan Majalah Tempo berjudul “Bahan Pengawet Kosmetik dalam Sepotong Roti”, disebutkan pada awalnya Aftahuddin menerima laporan dari personil Parimbo ihwal peredaran roti nan tahan lama dan tidak berjamur. Roti tidak berjamur meski telah beberapa bulan melewati tanggal kedaluwarsanya.
Perkumpulan pengusaha itu pun hendak meniru resep roti tersebut agar produsen roti skala kecil-menengah di Kalimantan Selatan dapat membikin produk dengan tingkat keawetan nan sama. Karena itu, Aftahuddin dan sejumlah pengusaha roti lain pergi ke Cina beberapa bulan lampau untuk melakukan studi banding.
Di Negeri Panda, mereka berjumpa dengan seorang kolega nan juga produsen roti. Mereka lampau mengungkapkan keinginannya untuk belajar membikin roti nan mempunyai daya tahan lama.
Tak lupa, Aftahuddin menginformasikan produk roti nan ditemuinya di Indonesia nan bisa awet sampai berbulan-bulan. Sedangkan, roti buatan produsen di Banjarmasin dan sekitarnya hanya dapat memperkuat maksimal sepekan, dengan bintik hitam jamur nan sudah berkerumun.
Mendengar perihal itu, sang produsen roti asal Cina malah mengerutkan dahi. Dia keheranan lantaran tidak wajar andaikan ada roti nan bisa awet tiga bulan, enam bulan, alias apalagi lebih lama. “Tidak masuk akal,” tuturnya seperti ditirukan Aftahuddin.
Pengusaha asal Negeri Tirai Bambu itu kemudian menyarankan para personil Parimbo mengadakan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan pengawet dalam produk roti tahan lama tersebut.
Ketika sampai di Indonesia, Aftahuddin dan personil Parimbo langsung mengupayakan uji laboratorium terhadap beberapa balut roti tersebut. Mereka mengirim sampel roti itu ke laboratorium PT SGS Indonesia.
Dari hasil pengetesan itu, diketahui bahwa sampel roti Aoka disebut mengandung sodium dehydroacetate dalam corak masam dehidroasetat. Senyawa itu disebutkan terkandung dalam roti Aoka sebanyak 235 miligram per kilogram. Demikian pula sampel roti Okko nan mengandung unsur serupa sebanyak 345 miligram per kilogram.
Sebagai pembanding, paguyuban itu pun menguji dua merek roti lain,yakni Sari Roti dan My Roti. Hasil uji laboratorium lampau menunjukkan bahwa tidak dideteksi adanya kandungan sodium dehydroacetate dalam corak apapun pada Sari Roti. Begitupun dengan My Roti.
Iklan
Dengan modal masing-masing, para personil Parimbo pun melanjutkan perjalanannya dengan terbang ke Jepang. Menurut Aftahuddin, disana mereka berjumpa dan berbincang dengan sejumlah produsen roti.
Seperti rencana awal, mereka pun menanyakan langkah mengenai pembuatan roti nan awet hingga berbulan-bulan. Namun, lagi-lagi tidak ada jawaban pasti mengenai perihal tersebut. Pembuat roti asal Jepang hanya geleng-geleng kepala.
Melihat reaksi tersebut, Aftahuddin menyergah. “Pakai sodium dehydroacetate, boleh?” dia bertanya. Sontak para produsen roti Jepang itu terkejut dan berseru, “No, no, no.” Aftahuddin juga mengatakan, para produsen roti di sana menyebut penggunaan senyawa itu rawan dan tak diizinkan regulator.
Senada dengan para kreator roti asal Jepang, Deputi Pengawasan Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Emma Setyawati mengatakan, sampai saat ini lembaganya belum mengizinkan penggunaan sodium dehydroacetate pada produk makanan. Meski begitu beberapa negara lain memang memperbolehkan unsur itu dipakai sebagai bahan pengawet makanan dalam kadar tertentu.
Adapun mengenai kandungan sodium dehydroacetate dalam roti Aoka dan Okko, Emma mengaku telah menindaklanjuti laporan tersebut. Menurut dia, BPOM telah menguji keberadaan senyawa masam dehidroasetat nan diduga berfaedah dalam proses pengawetan dua roti itu.
“Kami sudah melakukan (tes) hasilnya baik-baik saja. Itu dihasilkan dari laboratorium kami sendiri,” ujarnya kepada Tempo pada Rabu, 17 Juli 2024.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Selain Aoka, Primbo juga Uji Sampel Sari Roti ke Laboratorium, Apa Hasilnya?