Penjualan Industri Otomotif Anjlok 17,1 Persen, Ini Alasannya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan industri otomotif mengalami penurunan sebesar 17 persen dibanding pada 2023.

Ia mencatat penjualan mobil nasional sepanjang Januari hingga Agustus 2024 sebesar 560.619 unit. Angka ini ambruk 115.240 ribu unit alias dari capaian penjualan pada periode nan sama tahun lampau ialah sebesar 675.859.

“Sejauh ini industri dan penjualan otomotif Indonesia memang mengalami penurunan 17 persen dibanding 2023,” ucap Ketua Gaikindo, Jongkie Sugiarto, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 21 September 2024.

Ada sejumlah argumen nan mengakibatkan penurunan penjualan ini. Ia menjelaskan, penyebabnya adalah nomor pertumbuhan ekonomi, nilai Rupiah melemah, suku kembang tinggi, dan daya beli masyarakat nan tengah menurun.

Kendati penjualan mobil menurun, dia tetap berambisi pada bulan-bulan mendatang bakal ada kenaikan angka-angka penjualan dan produksi industri otomotif. “Saat ini nilai Rupiah sudah mulai menguat, suku kembang sudah turun ke 6 persen. Mudah-mudahan daya beli masyarakat dapat meningkat juga,” ucapnya.

Dalam info Gaikindo nan dilihat Tempo, pada Agustus 2024 penjualan mobil mencatatkan nomor 76.304 unit. Angka ini terpaut 12.624 lebih rendah dari capaian pada Agustus 2023 ialah sebesar 88.928. Dengan kata lain, penjualan Agustus 2024 turun 14,2 persen secara tahunan.

Sedangkan jika dibandingkan dengan Juli 2024, penjualan Agustus sedikit lebih baik. Pada Juli 2023, penjualan hanya 74.229. Dengan kata lain, penjualan Agustus 2024 naik tipis 2,8 persen secara bulanan.

Iklan

Ihwal akibat penurunan penjualan mobil kepada rumor pemutusan hubungan kerja (PHK), Jongkie mengaku belum mendapatkan info tersebut.

Di Eropa, situasi industri otomotif tak terlalu menggembirakan. Volkswagen terancam menutup pabriknya, sementara penjualan Renault dan merek Stellantis Fiat juga menurun. Hal ini disebabkan mobil nan terjual lebih sedikit dari prediksi dan produksi sebagian besar model listrik juga terhenti.

Menurut penelitian Bloomberg Intelligence, satu dari tiga pabrik BMW, Mercedes, Stellantis, Renault, dan Volkswagen di Eropa tidak mencapai kapabilitas produksi penuh. Beberapa pabrik apalagi tidak merampungkan separuh dari kapabilitas produksi mereka.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis