TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Direksi Tesla dikabarkan berupaya mengganti Elon Musk dengan Chief Executive Officer (CEO) baru. Hal tersebut sebagaimana laporan The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari Mashable, Jumat, 2 Mei 2025.
Namun, Musk membantah laporan itu. Dalam unggahan di X (Twitter) pada Kamis, 1 Mei 2025, Musk menuliskan, “Ini adalah pelanggaran etika nan sangat jelek bahwa @WSJ menerbitkan tulisan nan sengaja tiruan dan kandas menyertakan penyangkalan tegas sebelumnya oleh Dewan Direksi Tesla.” Musk juga membagikan ulang pernyataan resmi dari ketua Tesla Robyn Denholm, nan menyebut laporan itu salah.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Times of India, Forbes Australia sebelumnya sempat menyebut JB Straubel sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Elon Musk. Lantas, seperti apa sosok JB Straubel?
Profil JB Straubel
Melansir laman resmi Tesla, JB Straubel adalah pendiri sekaligus CEO Redwood Materials, sebuah perusahaan nan berpusat di Nevada, Amerika Serikat. Redwood Materials diketahui merupakan perusahaan nan menawarkan sumber bahan anode dan katode dari baterai daur ulang guna menekan jejak lingkungan dari baterai lithium-ion.
Straubel juga dikenal sebagai salah satu pendiri Tesla dan menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) sejak Mei 2005 hingga Juli 2019. Dia sebelumnya juga pernah mengisi posisi Dewan SolarCity Corporation sebagai personil Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan sejak 2006, hingga diakuisisi oleh Tesla pada November 2016.
Tak hanya itu, Straubel juga telah menduduki bangku di Dewan Direksi QuantumScape sejak November 2020. Dia diketahui meraih gelar Sarjana Sains (BS) bagian teknik sistem daya dan Magister Sains (MS) bagian teknik konversi daya dari Stanford University, Amerika Serikat.
Menurut Forbes, harta kekayaan bersih Straubel diperkirakan mencapai US$ 1,6 miliar alias sekitar Rp 25,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS) per 5 Februari 2025. Dia sekarang sukses berada di urutan ke-2.145 sebagai orang terkaya di bumi pada 2025.
Rumor Penggantian Elon Musk
Sebelumnya, WSJ melaporkan bahwa beberapa personil majelis Tesla merasa jengkel dengan kurangnya konsentrasi Musk pada perusahaan kendaraan listrik itu. Musk diketahui mengambil peran baru di pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai pegawai pemerintah unik di DOGE.
WSJ menyebut personil majelis Tesla nyaris bekerja sama dengan sebuah firma pencarian pelaksana raksasa (headhunter). Selain CEO baru, majelis Tesla dikabarkan tengah mencari kepala independen untuk berasosiasi dengan perusahaan.
Pada Maret 2025, seorang penanammodal senior Tesla sempat mendesak Musk untuk kembali konsentrasi ke perusahaan alias mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO. Hal tersebut lantaran laporan pendapatan nan suram pada April.