TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar alias kurs rupiah bakal terus menguat, setidaknya hingga satu pekan ke depan. “Saya condong bahwa Rp14.700 per dolar AS kemungkinan bakal tercapai,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 21 September 2024.
Tercatat, bahwa kurs rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Jumat meningkat sebanyak 0,58 persen alias 89 poin menjadi Rp15.150. Sebelumnya, kurs rupiah berada di nomor Rp15.239 per dolar AS, dikutip dari laman Antara, Sabtu, 21 September 2024.
Ibrahim mengaku optimistis bahwa dalam satu pekan, posisi rupiah tetap bakal terus mengalami penguatan. “Ini kan sekarang (nilainya) Rp15.150, saya tetap optimistis jika seandainya setiap hari naik 100 pedoman poin ini, 100 poin saja, penurunannya kemungkinan besar hingga Rp14.700,” tutur dia.
Menurutnya, Indonesia boleh percaya diri lantaran saat ini kondisi esensial negara berada pada kondisi prima. Mulai dari persediaan devisa nan baru meningkat pada akhir Agustus dengan catatan terakhir sebesar 150,2 miliar dolar AS hingga neraca perdagangan nan mengalami surplus 2,90 miliar dolar AS.
Selain itu, Ibrahim juga memperhatikan adanya peningkatan pada pola konsumsi masyarakat. Pada keterangan terpisah, dia menyatakan bahwa BI turut memperkirakan ekonomi Indonesia mencapai 4,7-5,5 persen pada 2024 alias pada titik tengah 5,1 persen. Hal ini didukung beragam indikator, termasuk hasil survei BI nan memperlihatkan geliat ekonomi pada kuartal III/2024 tetap terjaga.
Iklan
Senada, analis mata duit dan komoditas, Lukman Leongarga memproyeksikan momentum dari pemangkasan suku kembang nan dilakukan oleh Bank Sentral AS (The Fed) secara garang tetap bakal berlanjut. Dampaknya, posisi rupiah diperkirakan tetap berpotensi menguat.
Meski nomor nan disebutkan tidak serendah perkiraan Ibrahim, kajian Lukman bakal nilai rupiah nan menguat juga condong positif. “Rupiah diperkirakan bakal berkisar Rp 15.000 hingga Rp 15.300 pekan depan,” ujar Lukman dalam keterangan tertulis kepada Tempo pada Sabtu, 21 September 2024. Berdasarkan penjelasannya, penanammodal mengantisipasi info inflasi berupa kenaikan rata-rata nilai dari konsumsi domestik dalam Indeks Harga Belanja Personal (PCE) milik Amerika Serikat dan testimoni Powell di pekan depan.
M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.