TEMPO.CO, Jakarta - PT Asabri (Persero) mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,61 untuk anggaran tahun 2025. Modal ini rencananya bakal digunakan untuk meningkatkan ekuitas perseroaan nan negatif.
“Dana PMN tersebut bakal digunakan untuk pembelian SBN (90 persen) dan Corporate Bond (10 persen), sehingga menghasilkan pendapatan baru dari investasi tersebut,” Direktur Utama PT Asabri, Wahyu Suparyono, saat rapat dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 10 Juli 2024.
Oleh lantaran itu, Wahyu mengatakan suntikan modal dari negara ini diharapkan bakal menyelesaikan permasalah ekuitas negatif, solvabilitas jangka panjang, dan kekurangan jumlah aset investasi.
“Sehingga Asabri dapat memastikan keahlian pemenuhan tanggungjawab faedah kepada prajurit TNI, Polri, dan ASN di lingkungan Kemenhan dan Polri,” ujar Wahyu.
Meski demikian, Wahyu menyebut perseroan nan dia pimpin mengalami beragam masalah, seperti ekuitas negatif nan diakibatkan penurunan nilai wajar aset investasi, rasio klaim, dan kenaikan beban cadangan. Dia memprediksi penurunan ini bakal terus berlanjut.
“Solvabilitas nan dimiliki belum menjamin going concern perusahaan,” kata dia.
Selanjutnya, Wahyu mengatakan jumlah aset investasi nan dimiliki perseroan saat ini belum bisa memberikan hasil untuk menutup selisih antara pembayaran klaim dengan penerima premi lantaran besarnya aset investasi non-produktif.
Selain itu, tingginya beban klaim dibandingkan penerimaan premi, menjadi akibat dibutuhkannya sumber pendanaan alias pendapatan lain untuk menutup selisih antara premi dan beban klaim.
Iklan
“Sejak 2017 gap tersebut dipenuhi dari hasil investasi dan likuidasi aset investasi,” kata dia.
Tak hanya itu, Wahyu juga bercerita bahwa perseroannya juga telah berumur mengatasi persoalan itu. Dia menyebut perseroan telah menghitung persediaan program THT menggunakan kembang aktuaria nan ditetapkan Menteri Keuangan sejak 2021.
Selain itu, Asabri juga telah menerima UPSL sebesar Rp 4,55 triliun pada 2022 dan 2023 nan berasal dari akibat perubahan faedah klaim dan mendorong realisasi penjualan aset sitaan.
“Karena langkah strategis nan telah dilakukan tersebut di atas diperkirakan belum memberi sustainability jangka panjang, maka perseroan berencana untuk mengusulkan PMN Rp 3,61 triliun untuk APBN tahun 2025,” kata Wahyu.
Sementara itu, Wahyu mengatakan pada tahun lalu, 2023, Asabri telah bayar program pensiun kepada 484 ribu peserta dengan total pembayaran sebesar Rp 17,2 triliun. Selain duit pensiun, kata dia, Asabri juga telah bayar klaim program THT, JKK, dan JKM sebesar Rp 1,7 triliun.
Pilihan Editor: PT Pelni Ajukan PMN Rp 2,5 Triliun, Akan Digunakan untuk Apa Saja?