TEMPO.CO, Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) resmi mengakuisisi Atlantic Carbon Group Inc (ACG) senilai US$ 122,4 juta alias Rp 2 triliun. Pembelian melalui American Anthracite SPV I, LLC, perusahaan di bawah PT Bukit Makmur International ini memastikan kepemilikan atas empat tambang antrasit berkadar tinggi alias Ultra-High-Grade/UHG di Pennsylvania, Amerika Serikat.
“Perusahaan ini membeli upaya kontraktor penambangan batu bara Downer di Australia senilai AUD$ 139 juta (US$ 92,63 juta) pada tahun 2021 dan sekarang telah berekspansi ke pasar AS dan menambang batu bara antrasit, nan digunakan untuk membikin baja,” kata Direktur DOID Iwan Salim seperti dikutip Reuters pada 2 Juni 2024.
Usai mengakuisisi ini, Delta Dunia tercatat sebagai pemain sentral di pasar dunia antrasit untuk produksi baja rendah karbon alias low carbon steel. Pada 2021, perusahaan ini juga telah membeli upaya kontraktor penambangan batu bara Downer di Australia senilai US$92,63 juta.
Selain itu, Iwan Salim mengatakan perusahaanya bakal memanfaatkan momentum ini lantaran ada kesempatan positif ke depan. Dia menyebut Delta Dunia telah mendapat banyak support atas akuisisi ini. “Kami mendapat banyak support dari para bankir kami jika kesempatan pertumbuhannya tepat,” kata dia. Langkah perusahannya ini disebut terjadi ketika banyak lembaga finansial besar enggan memberikan pinjaman kepada perusahaan bahan bakar fosil lantaran berakibat terhadap perubahan iklim.
Sementara itu, Iwan Salim tidak merinci sasaran akuisisi, agenda alias rencana belanjanya. Diketahui transaksi Delta terkini dan rencana pertumbuhannya didukung oleh posisi kas sebesar US$ 322 juta per akhir Juni dan akomodasi pinjaman sindikasi senilai US$750 juta dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Iklan
Meski demikian, Iwan Salim mengatakan Delta Dunia telah mendapat support dari beberapa bank syariah, pemegang obligasi Indonesia dan Amerika Serikat pada tahun lalu. Dukungan ini disebut lantaran rekam jejak Delta Dunia.
Pilihan editor: Delta Dunia Group Meresmikan BISA Ruang Nuswantara
REUTERS