Rupiah Mulai Menguat, Ditutup Rp 16.194 per Dolar AS

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Mata duit rupiah kembali menguat dalam penutupan perdagangan hari ini Kamis, 11 Juli 2024. Nilai tukar rupiah menguat 46 poin menjadi Rp 16.194 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS tercatat di level Rp 16.240.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar diperdagangkan dalam kisaran nan ketat pada hari Kamis setelah kesaksian awal Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres. "Powell menandai melemahnya pasar tenaga kerja baru-baru ini sebagai aspek nan semakin krusial dalam memutuskan kapan bank sentral AS bakal mulai memangkas suku bunga," kata Ibrahim dalam kajian rutinnya, Kamis.

Dalam kongres tersebut, Powell juga mengatakan keputusan penurunan suku kembang tidak tepat sampai The Fed lebih percaya bahwa inflasi menuju sasaran 2 persen. Namun, dia menyatakan peningkatan inflasi bukanlah satu-satunya akibat nan dihadapi bank sentral. Menurut Ibrahim, Powell dapat dianggap sedang mempersiapkan landasan untuk penurunan suku kembang pada September. 

Dari dalam negeri, realisasi subsidi dan kompensasi daya tahun 2024 diperkirakan bakal membengkak. Peningkatan ini didorong oleh perubahan Indonesian Crude Price (ICP), nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi. 

Pada semester I 2024, realisasi subsidi dan kompensasi daya mencapai Rp 155,7 triliun, sedangkan pada periode nan sama tahun lampau tercatat Rp 161,9 triliun. Meskipun menunjukkan penurunan 3,8 persen, namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan nomor ini belum memasukkan kompensasi nan bakal dihitung pada semester II.  

Iklan

Dalam rangka menghindari defisit anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN), pemerintah berencana membatasi BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024 agar jumlah pemakaian BBM subsidi berkurang. Untuk mengatur penyaluran BBM bersubsidi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 2 Tahun 2023, nan menyatakan pembeli BBM bersubsidi kudu mempunyai surat rekomendasi dari pemerintah daerah, kepala pelabuhan, lurah alias kepala desa.

"Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas finansial dan keseimbangan anggaran negara. Sementara defisit APBN 2024 diproyeksikan bakal lebih besar dari sasaran nan telah ditetapkan," kata Ibrahim.

Pilihan Editor: Prabowo Diingatkan Tak Bentuk Kabinet Gemuk Ekonom Singgung Anggaran Makin Berat dan Tak Jamin Akan Efektif

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis