TEMPO.CO, Jakarta - Mata duit rupiah kembali menunjukkan pelemahan pada Kamis, 3 Oktober 2024. Nilai tukar ambruk 160 poin ke level Rp 15.428 per dolar Amerika Serikat setelah sebelumnya di level Rp 15.268 per dolar AS. Pelemahan diprediksi bersambung hingga Jumat imbas bentrok antara Israel dan Iran.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan eskalasi bentrok menjadi aspek eksternal pemicu tekanan rupiah. “Prospek bentrok Timur Tengah nan meluas nan dapat mengganggu aliran minyak mentah dari wilayah pengekspor utama membayangi prospek pasokan dunia nan lebih kuat,” ujarnya dalam kajian rutinnya, Kamis.
Kekhawatiran bentrok di Timur Tengah dan prediksi meluasnya perang muncul setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel. Iran menembakkan rudal balistik ke Israel pada Rabu awal hari, 2 Oktober 2024. Agresi itu direspons Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu nan berjanji bahwa Iran bakal bayar serangan tersebut.
Pada Kamis awal hari Israel mengebom pusat kota Beirut, Lebanon, dan menewaskan sedikitnya enam orang. Serangan itu dipicu bentrok dalam setahun melawan golongan bersenjata Hizbullah nan didukung Iran. Eskalasi permusuhan telah merembes keluar dari Israel dan wilayah Palestina nan diduduki ke Lebanon dan Suriah.
Selain ketegangan di Timur Tengah, Ibrahim menambahkan, pelemahan rupiah alias penguatan dolar juga dipengaruhi aspek eksternal lain. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan bahwa jumlah pekerja swasta AS meningkat lebih dari nan diharapkan pada bulan September, menjelang info pekerjaan dilaporkan pada Jumat.
Iklan
Jumlah pekerja swasta meningkat sebesar 143.000 bulan lampau setelah naik sebesar 103.000 pada Agustus. Para ahli ekonomi nan disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penambahan 120.000 pekerjaan. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, Tom Barkin, mengatakan bahwa pemotongan suku kembang referensi Bank Sentral AS 50 pedoman poin bulan lampau tidak sinkron dengan kondisi ekonomi saat ini.
Pada perdagangan besok, 4 Oktober 2024, Ibrahim mengatakan rupiah diprediksi bergerak naik turun namun tetap menunjukkan pelemahan. “Untuk perdagangan besok mata duit rupiah fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.410 - 15.500 per dolar," ujarnya.
Pilihan Editor: Soal Iuran Tapera di Era Prabowo, BP Tapera: Belum Tahu Tahun Depan alias Kapan, Kita Harus Siapkan Dulu