TEMPO.CO, Jakarta - Seragan rudal Iran ke Israel meningkatkan ketegangan di Timur Tengah nan dipicu serangan besar-besaran Tel Aviv ke markas Hizbullah di Lebanon. Indeks saham berjangka AS merosot pada hari Rabu, 2 Oktober 2024, lantaran ketegangan geopolitik di Timur Tengah itu dan juga pemogokan di pelabuhan domestik membikin penanammodal waspada menjelang info nan diharapkan dapat menjelaskan kesehatan ekonomi dan lintasan kebijakan moneter.
Indeks utama Wall Street mengawali kuartal terakhir tahun ini dengan suram, dengan S&P 500 (.SPX), dan Nasdaq (.IXIC), menyentuh level terendah sekitar dua minggu pada sesi sebelumnya, lantaran penanammodal menjual aset berisiko setelah Iran menembakkan rudal ke Israel sebagai jawaban atas serangannya di Lebanon.
Pasar memperkuat lantaran Israel dan AS berjanji untuk membalas, meskipun saham minyak seperti SLB (SLB.N), dan Occidental Petroleum (OXY.N), masing-masing naik sekitar 2% dalam perdagangan pra-pasar, mengikuti nilai minyak mentah, nan melonjak lebih dari 2,5% lantaran para pedagang memperkirakan kemungkinan gangguan pasokan dari wilayah kaya minyak tersebut.
Saham pertahanan seperti Lockheed Martin (LMT.N), naik 1,3% dan RTX (RTX.N), naik 1,4% setelah indeks kedirgantaraan dan pertahanan S&P 500 nan lebih luas (.SPLRCAERO), mencapai rekor tertinggi pada sesi sebelumnya.
"Situasinya tetap sangat fluktuatif, tetapi jika respons Israel tidak terlalu agresif, pasar mungkin berpandangan bahwa kedua negara untuk kedua kalinya tahun ini lebih memilih untuk meredakan ketegangan setelah perang singkat," kata analis di bank ING.
Pada pukul 05:28 ET, Dow E-mini turun 174 poin, alias 0,41%, S&P 500 E-mini turun 15,25 poin, alias 0,26% dan Nasdaq 100 E-mini turun 50,25 poin, alias 0,25%.
Kontrak berjangka nan melacak indeks Russell 2000 berkapitalisasi mini turun 0,8%, sementara obligasi Treasury nan merupakan aset safe haven merosot setelah lonjakan pada hari Selasa.
Indeks Volatilitas CBOE (.VIX), nan merupakan pengukur ketakutan Wall Street, berada di dekat level tertinggi tiga minggu dan terakhir berada di nomor 19,5.
Di sisi data, survei Ketenagakerjaan Nasional ADP untuk bulan September, nan diharapkan memberikan wawasan tentang keadaan pasar tenaga kerja, bakal dirilis pada pukul 08:15 ET. Data krusial penggajian nonpertanian untuk bulan September dijadwalkan bakal dirilis pada hari Jumat.
Pasar mengakhiri bulan lampau dengan catatan nan kuat setelah Federal Reserve AS memulai siklus pelonggaran kebijakan moneternya dengan pemotongan suku kembang sebesar 50 pedoman poin nan tidak biasa dalam upaya untuk menopang pasar tenaga kerja, nan telah menjadi lebih krusial dalam mandat dobel bank sentral untuk stabilitas nilai dan pengangguran nan rendah.
Peluang Fed untuk memberikan pengurangan suku kembang seperempat poin persentase nan lebih mini pada bulan November berada di nomor 63,3%, naik dari 42,6% seminggu nan lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Investor juga memantau tindakan mogok pekerja pelabuhan di pantai Timur dan Teluk nan memasuki hari kedua. Aksi mogok tersebut dapat merugikan ekonomi Amerika Serikat sekitar $5 miliar per hari, menurut perkiraan analis di JPMorgan.
Beberapa perusahaan seperti Costco (COST.O), Walmart (WMT.N), Merit Medical Systems (MMSI.O), McCormick (MKC.N), dan Designer Brands (DBI.N), mengatakan bahwa mereka merencanakan tindakan mogok tersebut. Saham mereka datar dalam perdagangan pra-pasar.
Analis mengatakan lonjakan nilai minyak, berbareng dengan tindakan mogok pelabuhan, dapat meningkatkan inflasi, nan mendekati sasaran 2% bank sentral baru-baru ini. Di antaranya, komponen Dow Nike (NKE.N), turun 5% setelah menarik perkiraan pendapatan tahunannya tepat saat CEO baru bakal mengambil alih kendali raksasa busana olahraga tersebut.
Pasar juga bakal mencermati pernyataan dari para kreator kebijakan termasuk Beth Hammack, Alberto Musalem, Michelle Bowman, dan Thomas Barkin sepanjang hari.
Dolar Terus Naik
Dolar mempertahankan kenaikan terbesarnya dalam seminggu pada hari Rabu setelah serangan rudal Iran terhadap Israel mendorong pembelian aset safe haven lantaran penanammodal cemas tentang meluasnya bentrok di Timur Tengah.
Dolar juga melonjak terhadap yen lantaran pejabat Jepang, termasuk Perdana Menteri baru Shigeru Ishiba, meremehkan kemungkinan kenaikan suku kembang Bank of Japan lainnya.
Euro sedikit berubah terhadap dolar pada $1,1069, setelah penurunan terbesarnya dalam nyaris empat bulan pada hari Selasa sebesar 0,6%.
Indeks dolar AS, nan melacak mata duit tersebut terhadap sekeranjang mata duit lainnya, juga stabil pada 101,32 setelah naik 0,5% pada hari Selasa.
Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan rudalnya terhadap Israel, serangan militer terbesarnya terhadap negara Yahudi tersebut, telah berakhir, selain jika ada provokasi lebih lanjut, sementara Israel dan Amerika Serikat mengatakan mereka bakal membalas terhadap Teheran.
Iklan
Israel mengatakan Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik dan Korps Garda Revolusi Iran mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hizbullah oleh Israel dan agresi di Lebanon terhadap aktivitas bersenjata Hizbullah nan didukung Iran.
Berikutnya: Harga Minyak Masih Adem Ayem