TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa skema untuk subsidi Bahan Bakar Minyak alias BBM sudah nyaris selesai dirumuskan. Saat ini, dia hanya menunggu kepulangan Presiden Prabowo ke Indonesia untuk melaporkan perihal tersebut.
"Subsidi BBM sudah nyaris final skemanya, kita kelak tunggu Bapak Presiden balik, kami bakal laporkan secara komprehensif ke Bapak Presiden," ujarnya saat ditemui usai melaksanakan ibadah salat Jumat di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 22 November 2024.
Bahlil berujar, bahwa setelah melaporkan skema tersebut kepada Prabowo, dia bakal segera mengumumkan formulasi subsidi BBM kepada masyarakat agar bisa tepat sasaran. "Setelah itu, saya bakal mengumumkan kepada teman-teman wartawan," imbuhnya.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menyiapkan tiga formulasi nan dapat menjadi pengganti untuk menerapkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik agar lebih tepat sasaran. Menurut Bahlil, banyak orang dengan taraf finansial di atas rata-rata justru menggunakan subsidi tersebut.
"Ternyata mobil-mobil mewah pun memakai BBM subsidi. Akhirnya, Pak Prabowo membentuk tim di mana tim itu bermaksud untuk memastikan subsidi tepat sasaran, di mana kami (ESDM) nan ditugaskan sebagai ketua tim," ujar Bahlil dalam rapat kerja berbareng Komisi XII DPR di kompleks parlemen, Jakarta Rabu, 13 November 2024.
Bahlil mengatakan salah satu formulasi nan diusulkan adalah mengalihkan subsidi BBM dan listrik menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun, dia menambahkan bahwa langkah ini bakal berakibat pada sektor transportasi umum, UMKM, serta akomodasi umum seperti sekolah dan rumah sakit, nan sebelumnya menerima subsidi tetapi nantinya tidak lagi mendapatkannya.
"Apakah ini semua kita alihkan ke BLT? Kalau ini kita alihkan, maka rumah sakit, sekolah, gereja, masjid nan selama ini mendapatkan subsidi itu berfaedah nggak dapat," katanya.
Bahlil juga mengungkapkan pengganti lain, ialah tetap memberikan subsidi pada akomodasi umum untuk membantu menahan laju inflasi, sementara sebagian biaya bakal dialokasikan sebagai Bantuan Langsung Tunai. Untuk formulasi ketiga, Bahlil menyarankan skema nan melibatkan kenaikan nilai pada sebagian subsidi berbentuk barang.