TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) menyampaikan hasil studinya tentang Illegal, Unreported, and Unregulated alias IUU Fishing oleh Kapal Perikanan Berbendera Asing (KIA). Senior Analyst IOJI, Imam Prakoso, mengatakan Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 2.98 triliun akibat pencurian ikan di wilayah laut Natuna, nan dilakukan 280 kapal ikan Vietnam pada Mei hingga Desember 2016 lalu.
"Itu adalah nomor nan dihasilkan dari 280 kapal ikan Vietnam nan mencuri ikan di Indonesia," ujar Imam dalam obrolan keamanan laut di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia melalui platform zoom pada Jumat, 22 November 2024.
Dalam pemaparannya, dia menjelaskan argumen kapal ikan Vietnam hingga saat ini tetap mengincar ikan di area laut Natuna Indonesia. Menurut Imam, para nelayan Vietnam melakukan itu untuk memenuhi stok ekonomi komoditas perikanan di negaranya.
"Jadi mau enggak mau stok nan tetap lebih di Natuna mereka (Vietnam) incar juga. Banyak nan bilang bahwa komoditas ikan di Natuna itu kurang," tutur dia.
Padahal, kata Imam, kondisi perikanan di wilayah laut Natuna tidak mempunyai nilai alias nilai jual nan cukup tinggi. Namun, lanjut dia, para nelayan Vietnam tetap mengincar perikanan di wilayah laut Natuna lantaran memerlukan jenis ikan berbentuk mini alias benih.
Menurut Imam, para nelayan Vietnam mencari ikan mini itu untuk melakukan pengembangan budi daya ikan di negaranya. Hal tersebut, kata dia, seperti cumi, lobster, hingga gurita untuk dikembangkan dengan nilai jual nan cukup tinggi.
"Lalu apa nan mereka (Vietnam) incar sebenarnya itu lebih ke memenuhi sasaran pakan budi daya. Vietnam itu butuh ikan rucah alias ikan nan kecil-kecil itu. Makanya ya tidak main-main mereka gitu," ucap Imam.
Dia mengatakan, nilai budi daya nan dilakukan para nelayan Vietnam nyaris setara dengan perikanan tangkap Indonesia selama satu tahun. Padahal, kata Imam, langkah budi daya ikan nan dilakukan di Indonesia mempunyai kesamaan dengan negara Vietnam.
"Nilai budidaya Vietnam itu, kira-kira nyaris sama dengan perikanan tangkap Indonesia selama satu tahun, itu di tahun 2023. Jadi bayangkan kita susah-susah nelayan kita nyari ikan di seluruh Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia ya kan," tutur dia.
Menurutnya, budi daya ikan di Vietnam dapat mengalami kemajuan lantaran pakan untuk budi daya itu selalu tercukupi. "Kenapa mereka (Vietnam) bisa maju? Ya pakannya tercukupi. Tercukupi dari mana? Ya dari ikan rucah, dari natuna itu jika mau tahu gitu," kata Imam.