INFO BISNIS - Kanker paru adalah kondisi kesehatan nan serius dan merupakan salah satu jenis kanker nan banyak terjadi di Indonesia. Faktor utama penyebabnya adalah aktivitas merokok, namun aspek lain seperti paparan asap (perokok pasif), unsur rawan seperti asbes, radon, dan polusi udara juga dapat meningkatkan akibat terkena kanker paru.
Menurut dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), master ahli paru RS Siloam MRCCC Semanggi, kanker paru terjadi ketika sel-sel di dalam paru-paru berkembang secara tidak terkendali. Ada dua jenis utama kanker paru-paru, kanker paru primer, nan dimulai di paru-paru itu sendiri, dan kanker paru sekunder, nan merupakan penyebaran dari kanker di area tubuh lain.
“Gejalanya tidak selalu terlihat pada tahap awal, tetapi beberapa tanda awal nan sering muncul adalah sesak napas, bunyi serak, batuk terus-menerus dengan alias tanpa dahak dan darah, nyeri dada, serta kelelahan,” sebut dr. Arum, Senin, 15 Juli 2024.
Ketika kanker paru telah menyebar, indikasi nan mungkin muncul termasuk sakit kepala, berat badan turun secara drastis, gangguan keseimbangan, mata dan kulit nan kekuningan, nyeri sendi dan tulang, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk mendiagnosis kanker paru, beberapa langkah nan dapat dilakukan adalah rontgen dada untuk memandang keadaan nan tidak normal, CT scan untuk mendapatkan gambaran nan lebih detail, sitologi dahak untuk mendeteksi sel-sel kanker dalam dahak, dan biopsi nan dilakukan melalui bronkoskopi untuk memperoleh sampel jaringan nan dicurigai.
Lebih lanjut, dr. Arum menyebut jika pengobatan kanker paru disesuaikan dengan jenis kanker dan tingkat penyebaran. Beberapa pilihan pengobatan meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan imunoterapi. Setiap pasien bakal menerima metode pengobatan nan disesuaikan dengan kondisinya masing-masing.
Dalam pembahasan selanjutnya, setelah membahas secara singkat mengenai kanker paru, dr. Arum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai salah satu prosedur pemeriksaan kanker paru ialah Endobronchial Ultrasound alias biasa dikenal dengan EBUS.
EBUS adalah prosedur nan dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dan memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Prosedur ini melibatkan penggunaan tabung mini nan dilengkapi dengan kamera video dan ultrasound nan dimasukkan melalui mulut dan tenggorokan.
EBUS mempunyai beberapa manfaat, termasuk kemampuannya untuk memberikan sampel original langsung dari area nan dijangkau, menghasilkan gambar nan perincian untuk pertimbangan patologi, dan menyediakan pilihan anestesi sedang alias anestesi umum. Proses EBUS juga relatif sigap dan sebagian besar pasien dapat pulang pada hari nan sama.
“EBUS bisa menjadi pengganti pilihan pemeriksaan nan tepat lantaran tingkat ketepatan dan keberhasilan mencapai 95 persen. Dengan support pemeriksaan EBUS, pasien tentunya bakal mendapatkan proses pengobatan nan tepat sehingga kualitas hidup bakal menjadi lebih baik,” ujar dr. Arum.
Ada beberapa langkah nan dilakukan dalam prosedur EBUS antara lain:
1. Persiapan: Sebelum melakukan EBUS, pasien bakal menjalani pemeriksaan pra-prosedur, termasuk pemeriksaan bentuk dan riwayat medis. Pasien mungkin juga perlu berpuasa beberapa jam sebelum prosedur, sesuai dengan petunjuk dokter. Jika ada kondisi medis tertentu alias penggunaan obat-obatan tertentu, master bakal memberikan petunjuk unik mengenai persiapan.
2. Anestesi: EBUS dapat dilakukan dengan anestesi sedang alias anestesi umum, tergantung pada situasi dan preferensi pasien. Penting bagi pasien untuk mengikuti petunjuk master mengenai kebutuhan makan alias minum sebelum prosedur dilakukan.
3. Memasukkan Tabung Endobronchial Ultrasound: Setelah pasien dibius, master bakal memasukkan tabung mini nan dilengkapi dengan kamera dan probe ultrasound melalui mulut dan tenggorokan pasien. Tabung ini bakal mencapai saluran pernapasan, paru-paru, dan mungkin juga kelenjar getah cerah di sekitarnya.
Iklan
4. Pemantauan Visualisasi: Saat tabung EBUS dimasukkan, master bakal menggunakan monitor untuk memandang gambaran real-time dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Gambar ini bakal membantu master dalam menemukan dan mengevaluasi area nan diperlukan.
5. Aspirasi Jarum Transbronkial (TBNA): Selain visualisasi, master juga dapat melakukan teknik aspirasi jarum transbronkial (TBNA) selama EBUS. Teknik ini memungkinkan master mengambil sampel jaringan alias cairan dari paru-paru dan kelenjar getah cerah di sekitarnya menggunakan jarum kecil.
6. Penutupan dan Pemulihan: Setelah prosedur selesai, tabung EBUS bakal ditarik perlahan. Saat pengaruh anestesi menghilang, pasien bakal dipantau secara berkala untuk memastikan pemulihan nan baik.
Setelah EBUS, master bakal menggunakan sampel nan diambil selama prosedur untuk kajian lebih lanjut dan mendiagnosis kondisi pasien. Pada umumnya, pasien dapat pulang pada hari nan sama dengan prosedur, tetapi ini juga bakal tergantung pada keadaan perseorangan dan petunjuk dokter. Apabila ada indikasi tidak biasa alias masalah setelah prosedur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Setelah prosedur EBUS, ada beberapa perihal nan perlu diperhatikan untuk memastikan pemulihan nan optimal. Di bawah ini adalah beberapa langkah nan dapat diambil:
1. Istirahat dan Pemulihan: Setelah prosedur EBUS, krusial bagi pasien untuk rehat nan cukup untuk memungkinkan tubuh pulih. Hindari aktivitas nan berat dan pastikan untuk tidur dengan baik.
2. Perawatan Luka: Pasien mungkin mengalami sedikit ketidaknyamanan alias sakit tenggorokan setelah prosedur. Minum air hangat dapat membantu meredakan indikasi ini. Jika ada perdarahan alias infeksi, segera hubungi dokter.
3. Pengawasan Gejala: Setelah EBUS, pasien perlu memantau gejala-gejala nan tidak biasa seperti demam, batuk berdarah, alias sesak napas nan memburuk. Jika mengalami perihal ini, segera berkonsultasi dengan dokter.
4. Pencegahan Infeksi: Pasien kudu menjaga kebersihan dan kebersihan diri untuk mencegah jangkitan pasca-prosedur. Cuci tangan dengan sabun dan air dengan saksama, hindari kerumunan, dan hindari kontak dengan orang nan sedang sakit.
Pencegahan kanker paru sangat penting. Merokok adalah aspek akibat utama, oleh lantaran itu menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah krusial dalam pencegahan. Mengonsumsi nutrisi nan baik untuk kesehatan paru-paru, menjalani hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan master ahli paru, dan menggunakan perangkat pelindung diri dari paparan bahan kimia juga dapat membantu dalam pencegahan kanker paru-paru.
Apabila Anda mempunyai persoalan mengenai paru-paru alias mengalami sesak dada, alias masalah pernapasan lainnya, dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K) dapat menjadi pilihan nan tepat untuk berkonsultasi. Lakukan booking agenda konsultasi master lebih mudah dengan mengunjungi [Siloam Hospitals](https://www.siloamhospitals.com/cari-dokter) alias mengakses aplikasi MySiloam alias menghubungi Contact Center 1-500-181.(*)