TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga optimistis negosiasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) bisa rampung sebelum pergantian pemerintahan baru. Ia menyatakan kedua belah pihak, baik Indonesia maupun Uni Eropa telah memperlihatkan adanya kemajuan nan signifikan dalam perundingan tersebut.
“Pemerintah Indonesia optimis negosiasi IEU-CEPA dapat segera selesai,” tulis Jerry dalam Rilis Pers nan dterbitkan Kementerian Perdagangan Sabtu, 28 September 2024.
Jerry menjelaskan tetap terdapat beberapa topik nan perlu pembahasan lebih lanjut ialah berangkaian dengan bea ekspor, perizinan impor, bahan baku, dan elektronik. Namun, sejumlah persoalan dalam pembahasan seperti penanganan pada pengadaan pemerintah, perusahaan alias badan upaya milik negara, dan aturan-aturan lain telah sukses di selesaikan. “Kami berambisi IEU-CEPA bakal selesai sesuai sasaran Presiden Joko Widodo ialah pada akhir bulan Oktober, sebelum pelantikan pemerintahan nan baru,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono menyatakan negosiasi IEU-CEPA tetap alot meski telah melangkah selama sembilan tahun. dia menyatakan perihal ini mengatakan perihal ini disebabkan kedua pihak belum menemukan titik tengah dalam aspek kebijakan.
“Memang ada beberapa perihal mengenai policy nan tetap belum selesai, dalam makna kita tetap mencari betul-betul titik tengah dari rumor tersebut,” ucap Djatmiko dalam konvensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2024.
Ada beberapa rumor nan tetap menghalang kesepakatan kedua pihak. Djatmiko mengatakan, rumor antara lain kemauan Eropa agar Indonesia memberlakukan kembali relaksasi. Menurut dia, pemerintab belum bisa memenuhi permintaan itu. Dia mengakui Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) juga menjadi hambatan.
Iklan
Untuk menyelesaikan halangan perundingan, Djatmiko mengatakan ada jalan keluar nan bisa diambil kedua pihak. Jalan keluar itu ialah dengan mengesampingkan isu-isu nan tetap alot. Setelah perundingan disepakati kedua pihak, perjanjian itu tetap elastis untuk mengalami perubahan.
Sejauh ini, Djatmiko mengatakan Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai sejumlah kesepakatan. Hal-hal nan kedua pihak sepakati antara lain tentang akses pasar dan penurunan instrumen tarif secara gradual. Selain itu, keduanya telah menyepakati kerja sama teknis untuk meningkatkan kualitas perdagangan.
Han Revanda Putra berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan editor: Program Makan Bergizi Gratis Perlu Hadirkan Keragaman Pangan Lokal