Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa, bakal bergerak naik turun namun melanjutkan pelemahan.

“Rupiah naik turun namun ditutup melemah di rentang 15.440-15.520 per dolar Amerika Serikat,” ujarnya lewat pernyataan resmi dikutip Selasa, 10 September 2024.

Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan kemarin merosot terhadap dolar AS. mengatakan pelemahan mata duit RI dipengaruhi info penurunan tingkat pengangguran di AS pada Agustus 2024. Pada akhir perdagangan Senin, 9 September 2024, rupiah ditutup melemah 78,5 poin ke level 15.456 per dolar AS.

Ibrahim memaparkan indeks dolar condong menguat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah peluncuran info pengangguran AS pada Jumat pekan lampau nan terpantau lebih rendah, ialah sebesar 4,2 persen dibandingkan periode sebelumnya nan berada di nomor 4,3 persen. 

Selain itu, tingkat bayaran secara bulanan naik 0,7 persen dari perkiraan kenaikan 0,3 persen dan secara tahunan naik 3,8 persen dari perkiraan kenaikan 3,7 persen. Hal ini menurut Ibrahim berujung pada ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS alias Federal Reserve (The Fed) nan tergambar tetap tinggi.

Namun prediksi bahwa pemotongan hanya sebesar 25 pedoman poin (bps) lebih tinggi dibandingkan 50 bps. “Sehingga dolar AS mengalami rebound dan tekanan terhadap rupiah kembali terjadi di awal perdagangan minggu ini,” kata Ibrahim.

Iklan

Hingga saat ini, penanammodal tetap menunggu keputusan bank sentral khususnya Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed) untuk melakukan pelonggaran moneter. Penurunan suku kembang diprediksi bakal terjadi pada September. Gubernur BI dalam beberapa kesempatan apalagi percaya The Fed bakal memangkas suku kembang dua kali tahun ini.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, jika perihal itu terjadi, Bank Indonesia kemungkinan bakal mengikuti. “BI juga bakal menerapkan kebijakan forward looking menurunkan suku bunga, diperdiksi Oktober,” ujarnya kepada Tempo.

Pelonggaran bakal diikuti bank-bank sentral di negara lain seiring dengan dimulainya era penurunan suku kembang referensi dalam jangka panjang. Ia memproyeksi The Fed bakal melakukan penurunan berjenjang hingga 2026.

Pilihan Editor: Angkasa Pura I dan II Resmi Merger, Erick Thohir Jamin Tidak Ada PHK Karyawan

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis