KKP Optimistis Ikan Kaleng Indonesia Tembus Pasar Uni Eropa dan Amerika

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan alias KKP, Budi Sulistyo menyatakan bahwa saat ini kementeriannya berencana memperluas akses pasar untuk produk ikan kaleng Tanah Air ke Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Ia menyatakan optimis kesempatan hilirisasi ikan kaleng di Indonesia. Terlebih lagi, katanya, Uni Eropa dan Amerika Serikat menjadi salah dua negara top dunia untuk urusan importir produk ikan kaleng. Adapun berasas data, Uni Eropa mempunyai persentase market share produk tersebut sebesar 39,3 persen, Amerika Serikat 14,7 persen, Timur Tengah 7,5 persen, Jepang 5,3 persen, dan Asean 3,5 persen.

Sementara Indonesia hingga sekarang tetap berada di urutan ke-8 sebagai negara paling banyak ekspor ikan kaleng tingkat dunia, dengan market share sebesar 3,5 persen.

"Ada sejumlah langkah agar produk ikan kaleng Indonesia bisa mengakses pangsa pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat, salah satunya fasilitasi pengajuan registrasi EU approval number bagi UPI (Unit Pengolahan Ikan) bersertifikat HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) grade A," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Mei 2024.

Ia mengungkapkan, bahwa ekspansi akses pasar juga bisa dilakukan dengan menghilangkan halangan tarif ke Uni Eropa dan Amerika Serikat. Menurut dia, perlu adanya negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk pembebasan tarif bea masuk.

Sementara untuk di Jepang, dia menyebut bahwa dalam waktu dekat pembebasan tarif bea masuk produk ikan kaleng jenis tuna alias cakalang bakal diratifikasi. "Pembebasan tarif bea masuk ikan tuna/cakalang kaleng ke Jepang dalam waktu dekat bakal diratifikasi," ucapnya.

Iklan

Saat ini tujuan ekspor ikan kaleng Indonesia tetap didominasi ke Arab Saudi, Jepang, Thailand, Amerika Serikat, dan Australia. Ia menuturkan, bahwa kesempatan memperluas akses pasar untuk eksportir produk ikan kaleng tetap terbuka. 

Tak hanya untuk pendapatan negara, dia menyebut hilirisasi perikanan khususnya pengolahan produk ikan kaleng ini berakibat positif, ialah bertambahnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Mengutip info dari Sertifikat Kelayakan Pengolahan, setidaknya ada 20 ribu orang bekerja di 40 UPI pengalengan skala menengah besar.

"Ini baru bicara industri pengolahannya, belum multiplier effect-nya dari bahan baku seperti penyediaan kaleng, ikannya, dan lain sebagainya," ujar Budi.

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis