Rupiah Menguat, Gubernur BI Perry Warjiyo Kebijakan Moneter Manjur

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia alias BI Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sepanjang bulan Mei ini. Hal ini, kata dia dipengaruhi bauran kebijakan moneter BI dalam memitigasi akibat rambatan ketidakpastian global. 

"Nilai tukar rupiah secara bulanan pada Mei 2024, info hingga 21 Mei 2024 kembali menguat sebesar 1,66 persen point-to-point (ptp). Setelah pada April 2024 melemah 2,49 persen ptp," kata Perry dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di area M.H Thamrin pada Rabu, 22 Mei 2024.

Dia melanjutkan, penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh akibat positif respons kebijakan moneter BI pada April 2024. Pada April lalu, BI memutuskan untuk meningkatkan suku kembang referensi alias BI rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,25 persen.

Menurut Perry, respons kebijakan tersebut mendorong aliran modal asing masuk ke pasar finansial RI. Terutama pada Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Aliran modal asing masuk sebesar US$ 4,2 miliar per 20 Mei 2024.

"Dengan perkembangan ini, secara year-to-date, nilai tukar rupiah melemah lebih mini ialah 3,47 persen dari posisi akhir Desember 2023. Ini lebih baik dibandingkan dengan pelemahan peso Filipina, won Korea Selatan dan baht Thailand (yang) masing-masing 4,91 persen, 5,52 persen, dan 5,99 persen," tutur Perry.

Iklan

Ke depan, BI memperkirakan nilai tukar rupiah diperkirakan stabil dan condong menguat. Hal ini didorong oleh imbal hasil nan menarik, sejalan dengan kenaikan BI rate, premi akibat nan turun, prospek ekonomi nan lebih baik, serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah. 

"BI juga terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter nan tersedia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, termasuk melalui penguatan strategi operasi moneter pro-market dengan mengoptimalkan instrumen SRBI, Sekuritas Valas BI dan Sukuk Valas BI."

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis