Wahyu Suparyono Menjadi Dirut Bulog, Segini Harta Kekayaannya

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Wahyu Suparyono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Penunjukan itu tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-73/DHK.MBU.A/09/2024. 

Wahyu Suparyono lahir di Magelang, pada 17 Oktober 1959. Melansir dari laman Asabri, Wahyu merupakan lulusan Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1990.

Sebelum berasosiasi dengan Perum Bulog, Wahyu merupakan Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI). Dia menduduki kedudukan itu sejak Agustus 2020 hingga September 2024. Asabri sendiri merupakan perusahaan BUMN nan bergerak di sektor asuransi unik untuk personil TNI/Polri. 

Sebelum memimpin Asabri, Wahyu telah mencatatkan pekerjaan nan cemerlang dengan menduduki sejumlah posisi strategis. Di antaranya adalah ketika menjabat sebagai Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) alias DKB. Dia menjabat sebagai ketua perusahaan galangan kapal itu sejak 2017.

Lalu, pada 2015 hingga 2017, dia pernah menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Perusahaan Umum (Perum) Bulog. Sebelum hijrah ke Bulog, Wahyu sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) alias PPI sejak 2014. Kemudian pada kurun 2009–2013, Wahyu mendapatkan mandat sebagai Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) alias Pelindo III. 

Setelah menjabat di sejumlah perusahaan pelat merah, sekarang Wahyu Suparyono dipercaya Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin badan upaya milik negara nan bergerak di bagian pangan, ialah Perum Bulog. Berdasarkan pengalaman kerja nan dimiliki, Wahyu bukan orang baru di Perum Bulog. Dia sebelumnya pernah menduduki kedudukan tinggi di perusahaan itu, ialah sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.

Harta Kekayaan Wahyu Suparyono

Melansir laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wahyu pertama kali menyampaikan total hartanya ketika menjadi Direktur Keuangan Kantor Pusat Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) alias Pelindo III. Jumlah kekayaannya kala itu sebesar Rp 2.909.718.277 per 4 September 2006. 

Selanjutnya, Wahyu juga menyerahkan LHKPN saat menjabat sebagai Direktur Keuangan Pelindo III dengan kekayaan sebesar Rp 5.145.387.555 per 22 November 2010. Dia kemudian kembali melaporkan jumlah kekayaannya ketika menjadi Dirut PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) alias PPI, ialah sebesar Rp 14.243.718.528 per 10 April 2015. 

Namun, Wahyu menyampaikan penjelasan atas jumlah hartanya pada periode 10 April 2015 tersebut. Dari sebelumnya tercatat sebesar Rp 14.243.718.528, total kekayaannya berkurang drastis menjadi Rp 9.807.147.968. 

Pada 14 Desember 2017 hingga 17 Juli 2020, Wahyu menduduki posisi President Director PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero). Dia tercatat menyerahkan LHKPN sebanyak dua kali ketika menjabat pada posisi tersebut, ialah Rp 13.673.502.302 per 31 Desember 2018 dan Rp 10.488.469.144 per 31 Desember 2019. 

Kemudian, Wahyu diketahui kembali menyerahkan LHKPN ketika menjabat sebagai Dirut PT Asabri (Persero). Jumlah kekayaannya mencapai Rp 9.245.496.003 per 31 Desember 2020, Rp 9.635.796.835 per 31 Desember 2021, dan Rp 10.017.274.951 per 31 Desember 2022. 

Iklan

Terbaru, total kekayaan Wahyu nan dilaporkan ke KPK turun menjadi Rp 6.850.273.962 per 2 Januari 2024 dengan rincian sebagai berikut:

-   Tanah dan bangunan: Rp 1.943.045.000.

-   Alat transportasi dan mesin: Rp 316.000.000.

-   Harta bergerak lainnya: Rp 447.910.800.

-   Surat berharga: Rp 2.270.000.000.

-   Kas dan setara kas: Rp 1.680.207.777.

-   Harta lainnya: Rp 193.110.385.

-   Utang: - 

Dalam LHKPN-nya, Wahyu mengaku mempunyai lima bagian tanah dan gedung nan berasal dari hasil sendiri. Aset properti itu tersebar di Jakarta Selatan, Surabaya, dan Sidoarjo, Jawa Timur. Dia juga membeli tiga unit kendaraan bermotor, meliputi motor Honda Beat (2008), mobil Toyota Minibus (2010), dan mobil Toyota Minibus (2014). 

Pilihan Editor: Terkini: Toyota Raize dan Innova Zenix Viral usai Ditumpangi Paus Fransiskus, Prabowo Naikkan Gaji ASN Tahun Depan

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis