TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tetap mencari solusi atas persoalan tingginya harga obat di Indonesia. Dia mengatakan persoalan nilai obat menjadi salah satu konsentrasi nan dibahas berbareng Presiden Joko Widodo namalain Jokowi. Persoalan obat mahal itu juga sedang dibahas berbareng Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
"Tapi satu nan sudah kita lihat, sudah ketahui, memang nilai obat di Indonesia lebih tinggi," kata Budi usai menghadiri rapat kerja di Komisi IX DPR, Senin, 8 Juli 2024.
Saat ditanyai apa solusi alias kebijakan nan bakal diambil, Budi menyatakan tetap dalam pembahasan. Ia mengatakan bakal segera membereskan persoalan ini. "Yang itu sabar dulu, kita tetap koordinasikan," katanya.
Budi menyebut ada beberapa aspek nan menyebabkan nilai obat di Indonesia lebih mahal daripada di Malaysia alias Singapura. Kendati demikian, kata dia, tetap perlu penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui persis penyebab nilai obat nan mahal di Indonesia. "Bisa gara-gara pajak, gara-gara distribusi, gara-gara tata kelola. Sekarang kita mau coba rapikan berapa, sih, kontribusi masing-masing penyebab itu," katanya.
Iklan
Budi juga mengatakan pemerintah Indonesia bakal membahas persoalan ini dengan negara-negara G20 dan ASEAN. Menurut Budi, perihal itu perlu dilakukan agar bisa menemukan tolok ukur nan pas mengenai biaya produksi obat-obatan dan perangkat kesehatan. "Itu bakal kita rapikan lagi dengan negara-negara G20 dan negara-negara ASEAN. Kemudian nan kedua, setelah dapat datanya, kita bakal cari penyebabnya apa," ujarnya.
Sebelumnya, Budi mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan agar sistem industri kesehatan diperbaiki. Salah satu nan menjadi sorotan Jokowi ialah nilai obat nan tinggi, namun tidak sesuai dengan kondisi industri kesehatan dalam negeri. "Beliau juga pesan obat-obatan dan perangkat kesehatan dalam negeri dibangun, agar Indonesia bisa lebih resilience jika ada pandemi lagi," kata Budi usai menghadiri rapat terbatas tersebut.
Pilihan editor: Titah Jokowi Bereskan Mahalnya Harga Obat dan Alat Kesehatan