Makassar, CNN Indonesia --
Seorang anak crazy rich, Gonzalo Al Ghazali di Makassar, Sulawesi Selatan menjadi korban penipuan dengan modus dijaminkan lolos seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) nan merugikan korban hingga Rp4,9 miliar.
Atas dugaan penipuan itu, pihak family lampau melaporkan oknum aktivis antikorupsi setempat, Andi Fatmasari Rahman ke polisi. Saat ini terlapor telah diamankan kepolisian Polrestabes Makassar.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana mengatakan pelaku nan sudah diamankan itu tetap dalam proses pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya 29 September kemarin kita tangkap di rumahnya di Kabupaten Bone," kata Devi, Rabu (16/10).
CNNIndonesia.com belum mendapatkan pernyataan resmi dari pihak kuasa norma terlapor.
Dalam kasus ini, kata Devi, pelaku dijerat pasal 378 KUHPidana tentang penipuan dengan ancaman balasan pidana penjara di atas lima tahun penjara
Modus terlapor adalah mengaku mengenal sejumlah jenderal di kepolisian dan juga personil Komisi III DPR RI, sehingga menawarkan bakal membantu Gonzalo lolos seleksi.
"Dia mengaku mengenal (pejabat) sejumlah lembaga dan (bapak Ahmad Sahroni) juga dia sebut. Bapak itu nan bakal bantu anak saya, dan dia minta duit bertubi-tubi," kata ibu korban, Citra Insani di akun Instagramnya.
Keluarga Citra Insani dikenal sebagai hartawan di Makassar, di mana salah satu lini usahanya adalah klinik kecantikan dan travel di ibu kota Sulawesi Selatan itu.
Nenek korban, Rosdiana mengatakan kasus ini bermulai ketika korban, Gonzalo hendak mendaftar seleksi penerimaan taruna Akpol 2024 lalu. Kemudian berjumpa dengan pelaku nan mengaku dapat membantu anak korban untuk dapat lolos seleksi taruna Akpol.
"Dia bilang bisa membantu Gonzalo masuk Akpol, dia tawarkan jasanya. Tindakan Andi Fatmasari sangat merugikan family kami dengan total kerugian mencapai Rp4,9 miliar, termasuk emas batangan," kata Rosdiana kepada wartawan, Rabu lalu.
Pihak family kemudian percaya dengan perkataan aktivis anti korupsi ini, kata Rosdiana lantaran pelaku mengaku sangat dekat dengan politikus NasDem, Ahmad Sahroni dan sejumlah pejabat di lingkup Mabes Polri, termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pelaku meminta duit kepada family crazy crizh Makassar ini dengan janji mengupayakan Gonzalo lolos dalam seleksi taruna Akpol dengan mudah. Oleh lantaran itu, pihak family korban nan percaya lampau secara berjenjang memberikan duit kepada pelaku hingga mencapai Rp4,9 miliar, termasuk beberapa emas batangan dan cincin emas.
"(Kerugian) Rp4,9 miliar, diambil secara bertahap. Diambil dulu Rp1,5 miliar baru menyusul lagi, Rp1,5 itu transfer, katanya dia mau kasih pengurus untuk dok pol, irwasda lantaran banyak saingan," jelasnya.
Bukan hanya itu, untuk meyakinkan pihak family korban, pelaku sempat membawa Gonzalo ke Jakarta dengan argumen untuk berjumpa dan makan malam berbareng Kapolri. Kemudian pelaku membawa korban lagi ke Semarang agar terlihat tindakan pelaku tersebut betul-betul mengurus korban untuk lolos seleksi taruna Akpol.
"Tidak lolos malah di bawa ke Semarang kurang lebih satu bulan. Gonzalo minta pulang ini, lantaran ada temannya nan lulus dan memberikan info kelulusan, katanya 'kau di mana Gonzalo tidak ada namamu'," tutur Rosdiana.
Merespons namanya nan dibawa-bawa untuk menipu keluarga crazy rich Makassar itu, Sahroni pun buka bunyi di akun media sosialnya. Dia menggunggah ulang video Citra Insani di media sosial nan meminta penjelasannya.
"Kasian kena tipu ya atas nama Sahroni .. Lagian Percaya aja bu bu... Resiko di tangan sendiri," tulis Sahroni pada video Citra Insani itu di akun Instagram.
Sementara itu, mengutip dari laman resmi Polri, ada pernyataan bahwa bagi seluruh masyarakat nan mau mendaftar baik jalur Akpol, Bintara maupun Tamtama, tidak bakal dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
(mir/kid)
[Gambas:Video CNN]