CNN Indonesia
Rabu, 30 Okt 2024 18:16 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah personil DPR blak-blakan soal modal maju menjadi calon personil legislatif pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu. Mereka mengeluh soal sistem pemilu hingga praktik money politics yang kian tak terhindarkan.
Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Badan Legislasi (Baleg) DPR, personil Fraksi NasDem, Muslim Ayub mengungkap modal maju sebagai caleg DPR di atas Rp20 miliar. Dengan jumlah itu, dia meyakini para personil DPR saat ini tetap mempunyai utang.
"Mohon maaf rata-rata kita bukan sedikit menghabiskan uang. Minimal Rp20 miliar ke atas. Enggak ada nan Rp10 miliar," kata Muslim dalam rapat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muslim bercerita bahwa di wilayah pemilihannya (dapil), Aceh, untuk satu bunyi bisa dihargai Rp200 ribu. Kondisi itu diperburuk dengan praktik money politics nan juga didukung oleh penyelanggara Pemilu, mulai tingkat kecamatan, kabupaten, hingga KPU.
"Kami jujur ya, jika di Aceh itu luar biasa. Kalau katakan kejam, sangat. Malah per satu satu bunyi dihitung Rp200 ribu. Coba bayangkan," katanya.
Muslim lantaran itu mengusulkan perubahan sistem pemilu. Dia mengusulkan agar pemilu digelar per 10 tahun, dan sistem pemungutan bunyi dilalukan melalui e-voting. Dia meyakini penggunaan e-voting bisa menekan praktik money poltics di antara penyelenggara pemilu.
"Sistemnya tadi saya katakan, nan pertama memang kita berambisi sistemnya tadi e-voting. Saya kebetulan di Muhammadiyah. Kami jam 8 memilih ketua, jam 2 sudah tahu hasilnya," kata dia.
Anggota Baleg DPR dari Gerindra, Darori Wonodipuro berkelakar bahwa para personil DPR nan terpilih saat ini tetap memikirkan untuk mengembalikan modal maju menjadi caleg.
Darori menjelaskan bahwa faktanya money politics di pemilu saat ini tak terhindarkan. Praktik tersebut juga didukung dengan celah patokan Peraturan KPU. Berdasarkan hasil survei, 78 persen masyarakat memilih dengan menerima amplop.
"Tapi aneh, PKPU sekarang memberi kesempatan bagi calon kepala wilayah boleh senilai Rp100 ribu membeli suvenir, ini bakal membuka kesempatan nan enggak pas gitu. Kasih beras, sarung, dan seterusnya," kata dia.
(thr/isn)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.