TEMPO.CO, Jakarta - Empat menteri kabinet Jokowi baru saja meresmikan peluncuran Sistem Informasi Mineral dan Batubara alias Simbara pada Senin, 22 Juli 2024. Sebelumnya komoditas nan terintegrasi oleh sistem hanya batubara, pada peluncuran kali ini diperluas untuk tata kelola nikel dan timah.
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Nico Kanter, menyambut baik adanya Simbara untuk komoditas nikel. Menurut dia dengan adanya sistem digital nan terintegrasi serta transparan, tata kelola sumber daya mineral bakal lebih baik lagi. “kan saya pemain di nikel, kita sudah lihat batu bara, persyaratannya kudu dibuat sederhana dan transparan,” ujarnya selepas peluncuran Simbara untuk komoditas nikel dan timah di instansi kementerian keuangan, Senin 22 Juli 2024.
Ia menambahkan, pentingnya persyaratan berupaya nan masuk ke dalam data-data sistem untuk terbuka dan transparan. Hal itu dianggap bakal meminimalisasi semua masalah dari orang-orang nan ikut serta untuk mengintervensi. Dengan adanya simbara pengurusan arsip seperti Rencana Kerja dan Anggaran Biaya alias RKAB, pajak, dan royalti bakal terintegrasi, tidak hanya dikelola oleh satu kementerian.
Nico menambahkan selama ini di sektor nikel, tiap kementerian punya persyaratan masing-masing. Baik tata kelola di hulu hingga aktivitas akhir seperti ekspor. Terkadang terjadi kebocoran pengelolaan baik dari kementerian, maupun pelaku upaya nan mau mempercepat bisnisnya. Itu nan membikin sering terjadi masalah. Dari hulunya, sistem nan terintegrasi itu bakal memperbaiki banyak proses.
Simbara merupakan sistem nan mengintegrasikan seluruh pengelolaan komoditas batubara di dalam satu ekosistem. Tujuannya ialah menghasilkan satu info minerba dan pengawasan terpadu untuk kelancaran upaya dan mendorong penerimaan negara.
Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata mengatakan sistem ini mengintegrasikan data-data upaya pertambangan nan mulanya ada si masing-masih kementerian dalam satu sistem. “Hingga saat ini simbara sudah sukses menyelaraskan 10 sistem independen nan tadinya tersebar di 6 kementerian lembaga,” kata dia.
Iklan
Isa menyatakan Ada beberapa untung nan sudah didapat lewat integrasi simbara pada komoditas batu bara nan sudah berjalan. Yakni mewujudkan jasa satu pintu melalui single info entry, kedua kesiapan satu info minerba nan handal.
Pengawasan juga lebih terpadu, penerapan Domestic Market Obligation (DMO) dan penghiliran minerba dianggap lebih efektif. Lalu mencegah fraud melalui risk profiling juga bisa terus ditingkatkan. Terakhir adalah pencegahan tambang terlarangan dan pembayaran hak-hak negara nan meningkat kualitasnya. “Simbara telah memberikan capaian langsung dan signifikan untuk penerimaan negara,” ujarnya.
Sejak diluncurkan untuk sektor batu bara, sistem ini diklaim telah mencegah terlarangan mining sebesar Rp 3,47 triliun. Juga memberikan tambahan penerimaan negara dari analisa info dan risk profiling pelaku upaya sebesar Rp 2,53 triliun. Penyelesaian piutang dari penyelesaian automatic blocking system nan merupakan bagian dari Simbara juga mencapai Rp 1,1 triliun rupiah.
Pilihan Editor: Sandiaga Janji Tiket Pesawat bakal Turun sebelum Pemerintahan Jokowi Digantikan Prabowo