Apindo Sebut Pelaku UMKM Masih Sulit Akses Keuangan dan Modal

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, JakartaKetua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menyatakan sulitnya akses finansial dan modal merupakan tantangan utama bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya. “UMKM menghadapi tantangan signifikan nan mempengaruhi daya saing dan pertumbuhan mereka,” katanya dalam Rapat Kerja dan Koordinasi Nasional (Rakornas) APINDO di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 28 Agustus 2024.

Selain persoalan akses finansial dan modal nan berasas survei terbaru APINDO menjadi tantangan utama ialah bagi 51 persen UMKM rupanya akses pasar, pemasaran, dan promosi turut menjadi hambatan bagi pelaku upaya ialah sebanyak 35 persen.

Selanjutnya tantangan lain nan juga dihadapi oleh UMKM adalah akses ke bahan baku, perangkat produksi, dan teknologi ialah sebesar 9 persen serta adanya izin nan kompleks serta keterbatasan keahlian ialah sebesar 5 persen.

Shinta menegaskan beragam tantangan tersebut kudu bisa segera diatasi lantaran UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional lantaran bisa membantu menyerap 96,6 persen tenaga kerja.

Menurutnya, andaikan persoalan itu tidak diselesaikan maka UMKM berpotensi menghadapi tantangan nan semakin signifikan sehingga mempengaruhi daya saing dan pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, APINDO berkomitmen untuk mendorong transformasi sektor ini melalui Roadmap Bidang UMKM nan mencakup pembentukan satgas khusus, pengadaan pendanaan, peningkatan kemudahan berusaha, serta fasilitasi akses dan info pasar.

Iklan

Tak hanya itu, Shinta mengatakan pihaknya juga berfokus pada penguatan pedoman info UMKM dan memastikan praktik berkepanjangan melalui program UMKM Inklusif dan Lestari sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM. “Pada akhirnya bakal menjadikan mereka lebih adaptif terhadap tantangan dunia serta berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Ketua DPP APINDO Jawa Timur Eddy Widjanarko menambahkan, kekuatan UMKM tidak dapat dipisahkan dari peran APINDO mengingat banyak personil di beragam wilayah tetap bergerak di sektor Small Medium Enterprise (SME). “Mereka nan juga personil kami ini menjadi tulang punggung ekonomi lokal,” ujar Eddy. Sebagai contoh, terdapat personil APINDO di Banyuwangi dan Jember nan sukses mengekspor produk seperti manggis, okra, dan edamame sehingga mereka bisa mengakomodir petani lokal. “Ini bukti bahwa APINDO berkomitmen untuk mengembangkan UMKM menjadi Industri Kecil Menengah (IKM) dan seterusnya. Di sini ada potensi nan sangat besar nan perlu kita kembangkan," kata Eddy.

Pilihan editor: Ringankan Beban APBN, Pemerintah Rilis 2 Skema Pembiayaan Kreatif untuk Infrastruktur

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis