Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom mengungkapkan terdapat lebih dari 900 kampung narkoba di Indonesia.
"Kampung-kampung narkoba nan BNN identifikasi itu jumlahnya lebih dari 900 kampung, dan kami sedang concern ke situ," kata Marthinus Hukom dalam konvensi pers pengungkapan kasus narkoba di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (1/11).
Marthinus menjelaskan kampung narkoba muncul lantaran adanya persoalan sosial nan dilatarbelakangi ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permasalahan tersebut, kata dia, dimanfaatkan bandar narkoba untuk mencengkeramkan kehidupan penduduk kampung setempat sehingga berjuntai pada bandar untuk memperkuat hidup.
Ia menyebut jenis hubungan nan terjadi antara bandar dan masyarakat di kampung narkoba adalah patron-klien serta hubungan inti dan cangkang.
"Patron itu bandarnya, pengguna adalah masyarakat di situ. Apa nan diperintahkan patron ke pengguna bakal diikuti. Kenapa terjadi? Karena ada hubungan simbiosis mutualisme alias saling memberikan keuntungan," ucapnya.
Sementara itu, hubungan inti dan cangkang adalah bandar menjadi inti dan masyarakat menjadi cangkang alias nan melindungi.
"Makanya, tidak asing jika Polri alias BNN masuk ke kampung situ, dikeroyok," ujarnya.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan beragam langkah agar dapat memisahkan bandar alias patron dengan kliennya alias masyarakat, salah satunya dengan menangkap bandar nan menguasai suatu kampung narkoba.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pendekatan secara sosial, ekonomi, maupun ilmu jiwa serta memberikan rehabilitasi kepada para pengguna.
Target 100 hari Bareskrim
Sementraa itu Kabareskrim Polri Komjen pol Wahyu Widada menargetkan bakal memberantas seluruh kampung-kampung narkoba di pelbagai dalam kurun waktu 100 hari mendatang.
Wahyu mengatakan langkah pemberantasan kampung narkoba itu sebagai tindak lanjut program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam pemberantasan tindak pidana narkoba.
"Terkait kampung narkoba kita sudah mempunyai gambaran. Nanti secara teknis kita bakal kerjakan dalam 100 hari program kerja Polri untuk bisa merubah kampung ini bekerja sama dengan teman-teman," ujarnya dalam konvensi pers tersebut.
Selain kampung narkoba, Wahyu mengaku pihaknya juga telah mengidentifikasi jalur-jalur masuknya narkoba dari Jaringan Internasional menuju Indonesia. Mulai dari Jalur Laut, Udara, hingga Darat.
Kendati demikian, dia mengakui untuk menutup jalur-jalur peredaran narkotika khususnya jalur laut bukanlah perkara nan mudah. Meski begitu, Wahyu mengatakan pihaknya bakal terus berupaya menindak tegas para pelaku nan tetap mencoba menyalurkan narkoba ke Indonesia.
"Salah satunya adalah dengan bekerja sama, kolaborasi. Kita bekerja sama dengan Bea Cukai, kita menggunakan kapalnya mereka, kita bekerja sama dengan Baharkam nan mempunyai satuan Polisi Perairan dan Udara," tuturnya.
Wahyu juga telah memberikan pengarahan unik kepada jejeran Polda wilayah nan berada di wilayah perbatasan untuk lebih giat lagi melakukan pengawasan dan penindakan jaringan narkotika.
Ia juga memerintahkan agar pengungkapan kasus-kasus narkotika tidak hanya berfokus mengejar jumlah semata. Wahyu meminta agar jejeran narkoba untuk dapat mengungkap jaringan narkoba hingga tuntas ke tokoh utamanya.
"Kita kejar adalah jaringannya. Ketika kita mengungkap satu kasus nan kudu kita bongkar adalah jaringannya. Kalau nangkap satu orang terus hanya dipenjara satu orang, itu enggak selesai," kata jenderal bintang tiga itu.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajarannya baik di tingkat Mabes, Polda, dan Polres untuk memberantas peredaran peralatan haram narkotika di Indonesia.
Sigit mengatakan pengarahan itu untuk menindaklanjuti petunjuk dari Presiden Prabowo Subianto dalam aktivitas Retreat di Akmil. Dalam arahannya, Sigit meminta agar modus alias jalur-jalur peredaran narkoba nan berasal dari luar negeri dapat ditutup sepenuhnya.
Ia juga memerintahkan agar tidak ada lagi kampung-kampung narkoba di seluruh provinsi. Termasuk peredaran narkotika nan dikendalikan oleh para napi dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
"Petakan jalur masuknya Narkoba nan sudah sangat meresahkan dan menimbulkan Capital Outflow," ujar Sigit dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10).
(Antara, tfq/kid)
[Gambas:Video CNN]