BTN Capai Kinerja 'On Track', Siapkan Skema Baru Kurangi Backlog

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

INFO BISNIS – PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk (BTN) sukses membukukan pertumbuhan angsuran sebesar 14,4 persen year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp352,06 triliun hingga Juni 2024. Pencapaian itu ditopang oleh penyaluran angsuran perumahan dan angsuran bermargin tinggi (high yield loan).

“Pencapaian tersebut menunjukkan komitmen BTN dalam mengoptimalkan kegunaan intermediasi di tengah tantangan tingginya biaya dana dan ketidakpastian global,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu saat Public Expose Live secara daring di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024.

Pertumbuhan angsuran BTN diimbangi dengan keahlian perseroan menghimpun biaya pihak ketiga (DPK) nan mencapai Rp365,3 triliun per Juni 2024, alias tumbuh sebesar 16,6 persen yoy dibandingkan periode nan sama tahun lalu. Lebih dari separuh DPK BTN merupakan biaya murah (Current Account Savings Account/CASA) berupa tabungan dan giro.

“Pertumbuhan angsuran dan pembiayaan BTN tercatat berada di atas level industri, dengan didominasi oleh penyaluran KPR dan pembiayaan skema subsidi. Perseroan juga terus membukukan pertumbuhan DPK nan pesat memasuki paruh kedua tahun ini, dengan peningkatan nan konsisten di sisi simpanan ritel,” ujar Nixon.

Di segmen high yield, BTN menyalurkan angsuran sebesar Rp15,4 triliun pada Juni 2024 untuk tiga jenis produk, ialah Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Ringan (KRING), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Nixon, perseroan membidik penyaluran angsuran bermargin tinggi di KAR melalui beragam kanal, di antaranya ialah tele sales, serta upselling dan cross-seling produk untuk pengguna KPR existing nan mempunyai track record positif.

“Kami juga menyalurkan KRING dengan mengoptimalisasi kerja sama dengan sejumlah lembaga melalui payroll-based loans atau angsuran nan dapat dipotong dari gaji. Sedangkan penyaluran KUR difokuskan pada ekosistem perumahan BTN,” kata Nixon.

BTN juga mencatat permintaan KPR non subsidi tetap kuat seiring dengan kemitraan strategis dengan lebih banyak developer perumahan papan atas. Nixon menuturkan, perseroan telah mempertajam strategi penyaluran angsuran nonsubsidi melalui Sales Center sejak Juni tahun lalu, nan hingga sekarang mencapai 6 unit di seluruh Indonesia dan bakal mencapai 12 unit pada 2025. Kontribusi Sales Center terhadap total penyaluran KPR non subsidi BTN dengan ticket size di atas Rp750 juta telah mencapai lebih dari 50 persen pada kuartal II-2024, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 42,5 persen.

Pencapaian penyaluran angsuran BTN hingga Juni 2024 turut ditopang oleh kualitas angsuran nan terus membaik. BTN mencatat rasio angsuran bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 3,1 persen per Juni 2024, lebih rendah dibandingkan periode nan sama tahun lampau sebesar 3,7 persen. Perseroan optimistis level NPL gross dapat menurun hingga di bawah 3 persen pada akhir tahun ini sesuai nan ditargetkan sebelumnya.

Sementara itu, sebagai penyalur KPR dan pembiayaan rumah subsidi terbesar di Indonesia, BTN juga berkomitmen memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mengurangi backlog perumahan. Oleh lantaran itu, perseroan telah mengusulkan skema subsidi baru kepada pemerintah sebagai upaya terobosan untuk merealisasikan pemenuhan kebutuhan rumah nasional.

Kedua skema subsidi baru tersebut ialah Skema Tiering Suku Bunga/Margin dan Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Dana Abadi. Nixon mengatakan, dalam skema pertama, suku kembang bakal dikelompokkan berasas desil (pemeringkatan kesejahteraan) pendapatan MBR. Suku kembang dalam skema ini bakal disertai dengan lama subsidi nan lebih pendek dibandingkan masa tenor.

Sedangkan dalam skema kedua, pemerintah memerlukan skema pembiayaan baru untuk penurunan backlog perumahan dengan cepat. Nixon mengungkapkan, skema ini bakal mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah. “Saat ini kami tetap mendiskusikan rincian kedua skema tersebut dengan para pemangku kepentingan,” kata dia.

Sebagai bank nan konsentrasi memenuhi kebutuhan perumahan nasional dengan KPR dan pembiayaan, BTN optimistis dengan kapabilitas untuk mendukung program pemerintah nan bakal berakibat pada kesejahteraan masyarakat banyak.

Sementara itu, sebagai bagian dari strategi meningkatkan efisiensi dan nilai tambah perseroan, Nixon mengungkapkan BTN bakal terus meningkatkan penghimpunan biaya murah dan beralih bentuk menjadi bank transaksional melalui beragam inisiatif digitalisasi. Paling terbaru, BTN telah meluncurkan Bale by BTN nan merupakan umbrella campaign untuk meningkatkan skala upaya digital banking perseroan, sehingga lebih banyak pengguna tertarik untuk bertransaksi dengan BTN Mobile.

Dengan tagline “Freedom at your Fingertips”, Bale by BTN menyasar lima aspek style hidup masyarakat modern, ialah “Bale Santap” (makanan dan minuman), “Bale Santai” (hiburan), “Bale Sehat” (kesehatan), “Bale Befree” (transaksasi digital), dan “Bale Unlock your world” (pariwisata). Sejumlah program cashback dengan mitra-mitra merchant BTN tersedia untuk Bale Santap, Bale Santai, dan Bale Sehat.

Melalui Bale Befree, pengguna dapat menikmati bebas biaya transaksi untuk BI Fast, pembayaran rekening tagihan listrik dan token listrik, isi ulang pulsa, dan top up e-wallet seperti GoPay dan OVO. Sementara itu, Bale Unlock your World menawarkan bebas biaya penarikan tunai dalam kurs asing, penawaran kurs terbaik tanpa mark up fee, serta bingkisan perjalanan ke luar negeri cuma-cuma untuk para pengguna loyal BTN.

Peningkatan jumlah pengguna BTN Mobile nan pesat hingga mencapai lebih dari 3 juta dengan rata-rata nilai transaksi bulanan sekitar Rp7 triliun menunjukkan bahwa perseroan telah berada pada jalur nan tepat untuk mencapai cita-cita menjadi bank transaksional. “Kami berambisi BTN Digital bakal menjadi One Stop Financial Solution bagi masyarakat dan memperkuat posisi BTN di ekosistem perumahan dan perekonomian nasional,” kata Nixon. (*)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis