Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi III DPR menetapkan Setyo Budiyanto sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 melalui Rapat Pleno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/11).
Setyo Budiyanto menjadi pemimpin ke-9 sejak lembaga antirasuah itu didirikan pada tahun 2002 oleh Megawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama-nama nan pernah menduduki bangku ketua KPK pun berasal dari beragam latar belakang, mulai dari norma hingga kepolisian.
Berikut daftar ketua KPK sejak didirikan hingga sekarang:
Taufiequrachman Ruki (2003-2007)
Taufiequrachman Ruki menjadi Ketua KPK pertama dengan membawa misi besar menciptakan good and clean governance di Indonesia.
Ia memimpin pada periode 2003-2007 berbareng empat wakil ketua: Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Panggabean, Amien Sunaryadi, dan Sjahruddin Rasul.
Sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian pada tahun 1971, Taufiequrachman mempunyai pekerjaan nan cukup panjang, termasuk menjabat sebagai Kapolres Cianjur, Kapolres Tasikmalaya, hingga personil DPR Fraksi TNI/Polri.
Pria kelahiran Rangkasbitung itu sempat kembali ke KPK sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPK pada 2015 berbareng Johan Budi dan Indrianto Seno Aji, menggantikan Abraham Samad.
Antasari Azhar (2007-2010)
Antasari Azhar memimpin KPK untuk periode 2007-2010 dengan wakil ketua Bibit Samad Rianto, Chandra M Hamzah, Mochamad Jasin, dan Haryono Umar.
Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dan sempat menjabat sebagai Kasi Penyidikan Korupsi Kejati Lampung (1992-1994) serta Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (2000-2007).
Namun, masa kedudukan Antasari diwarnai kasus pidana. Ia divonis 18 tahun penjara pada tahun 2010 atas pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, meskipun Antasari kerap menyangkal keterlibatannya.
Kemudian pada tahun 2017, Antasari mendapat pemaafan dari Presiden Joko Widodo, sehingga dapat mengakhiri masa hukumannya lebih cepat.
Tumpak Hatorangan Panggabean (2009-2010)
Tumpak ditunjuk sebagai Plt Ketua KPK pada tahun 2009 setelah Antasari tersandung kasus hukum.
Ia berbareng wakilnya, Mas Achmad Santosa dan Waluyo, sempat menangani kasus besar, termasuk dugaan korupsi mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah.
Sebagai salah satu pendiri KPK, Tumpak pernah menjabat sebagai wakil ketua pada tahun 2003.
Sebelumnya, alumni Universitas Tanjungpura ini juga menjabat sejumlah posisi strategis dalam karirnya, termasuk sebagai Kepala Kejati Sulawesi Tengah dan personil Dewan Komisaris PT Pos Indonesia.
Busyro Muqoddas (2010-2011)
Busyro Muqoddas kemudian menggantikan Tumpak sebagai Ketua KPK pada tahun 2010.
Lulusan Fakultas Hukum UII dan Magister Hukum UGM ini juga dikenal aktif dalam pembelaan norma dan pendidikan, juga kerap berfokus dalam pemberantasan korupsi serta tak ragu mengkritik style hidup mewah para pejabat.
Sebelumnya, Busyro menduduki bangku Ketua Komisi Yudisial sejak tahun 2005 hingga 2010.
Selama menjabat, dia menangani kasus-kasus korupsi strategis sebelum digantikan Abraham Samad.
Abraham Samad (2011-2015)
Abraham Samad adalah Ketua KPK termuda nan lahir pada 27 November 1966.
Ia memimpin lembaga antirasuah ini pada periode 2011-2015 berbareng Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, Zulkarnain, dan Busyro Muqoddas.
Selama menjabat, Abraham sukses menangani kasus besar seperti korupsi Wisma Atlet Hambalang nan menyeret nama-nama besar seperti Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum.
Tak hanya itu, lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini juga mendirikan Anti-Corruption Committee di Sulawesi Selatan pada saat itu.
Namun, di akhir masa jabatannya, Abraham tersandung masalah norma nan disinyalir akibat perseteruan dengan kepolisian mengenai kasus lama sebelum dia memimpin KPK.
Agus Rahardjo (2015-2019)
Agus Rahardjo memimpin KPK periode 2015-2019 berbareng empat wakilnya, ialah Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode M Syarif.
Di bawah kepemimpinan Agus, lembaga antirasuah ini melaksanakan 87 operasi tangkap tangan (OTT) dari 2016 hingga 2019.
Salah satu warisan Agus adalah Pusat Edukasi Antikorupsi KPK alias Anti-Corruption Learning Center (ACLC) nan diresmikan pada 26 November 2018.
Sebelum menjabat Ketua KPK, lulusan studi teknik sipil dan manajemen upaya ini meniti karier di Bappenas hingga menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) periode 2010-2015.
Pada periodenya menjabat, Agus dan jejeran KPK melakukan perlawanan terhadap revisi UU KPK pada 2019 nan dianggap melemahkan lembaga tersebut.
Firli Bahuri (2019-2023)
Firli Bahuri adalah seorang purnawirawan Polri nan memimpin KPK pada periode 2019-2023.
Lahir di Palembang pada 8 November 1963, Firli menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada 1990 dan sempat menjabat Kapolda NTB pada 2017. Sebelum menjadi Ketua KPK, Firli adalah Deputi Penindakan KPK pada 2018.
Di bawah kepemimpinannya, KPK telah menangkap sejumlah tokoh penting, namun juga tak lepas dari kontroversi, seperti pencopotan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Endar Priantoro dan rumor perpanjangan masa kedudukan ketua KPK nan memicu kritik dari publik.
Pada November 2023, Firli ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya mengenai kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ia diduga menerima gratifikasi, namun hingga sekarang belum ada perkembangan nan berfaedah dari kasus tersebut.
Nawawi Pomolango (2023-2024)
Nawawi Pomolango ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Sementara KPK pada November 2023, menggantikan Firli Bahuri nan diberhentikan sementara akibat terjerat kasus pemerasan.
Sebelumnya, Nawawi telah menjabat sebagai Wakil Ketua KPK sejak 2019 berbareng ketua lainnya, ialah Alexander Marwata, Lili Pantauli Siregar dan Nurul Ghufron.
Lahir di Manado, Nawawi memulai karirnya sebagai pengadil di Pengadilan Negeri Toasio Tidore pada 1992. Ia pun pernah bekerja di PN Jakarta Pusat serta PN Jakarta Timur.
Nawawi juga memegang kedudukan pengadil tinggi di Pengadilan Tinggi Denpasar sebelum berasosiasi di KPK.
Setyo Budiyanto (2024-2029)
Setyo Budiyanto merupakan mantan Kapolda Sulawesi Utara nan resmi terpilih sebagai Ketua KPK periode 2024-2029 melalui voting di Komisi III DPR RI dengan perolehan 45 suara.
Ia bakal memimpin berbareng Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, dan Agus Joko Pramono.
Setyo adalah lulusan Akpol tahun 1989 dan telah mempunyai pengalaman panjang di kepolisian, termasuk sebagai Dirkrimsus Polda Papua dan Kapolda NTT. Setyo juga pernah menjabat sebagai Direktur Penyidikan KPK pada 2020.
Sebelumnya dalam fit and proper test capim KPK nan digelar di Kompleks Senayan pada Senin (18/11), Setyo menegaskan pentingnya operasi tangkap tangan (OTT) sebagai pintu masuk pengungkapan kasus korupsi besar.
(arn/isn)
[Gambas:Video CNN]