PDIP | CNN Indonesia
Senin, 04 Nov 2024 11:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Calon gubernur nomor urut tiga, Tri Rismaharini alias Risma menyoroti belum maksimalnya keberpihakan birokrasi terhadap persoalan nan dihadapi rakyat kecil.
Menurut Risma, selama blusukan di Jawa Timur banyak menemukan wilayah nan tetap mengalami kekeringan namun tidak ada 'cawe-cawe' pemerintah provinsi untuk memberikan bantuan.
Demikian juga, kata Risma, berangkaian dengan persoalan petani terhadap kesiapan pupuk dan nilai panen nan diakali tengkulak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya banyak keliling di Jatim banyak nan kekeringan, butuh air tapi tidak ada siapapun nan datang," kata Risma dalam gelar debat kedua Pilgub Jatim di Gran City Ballroom, Surabaya, Minggu (3/11) malam.
Untuk itu, Risma pun mempertanyakan kehadiran birokrasi nan selama ini diklaim tanggap namun faktanya sangat berbeda.
"Petani mengeluh tidak adanya pupuk dan tidak ada siapapun nan menangani. Maka dimana kehadiran birokrasinya," sebutnya.
Melihat perihal tersebut, dia mengaku miris dan telah menyiapkan beberapa solusi. Antara lain, mulai dari pengintegrasian Kali Lamong sebagai air bersih dan pencegah banjir, hingga pengoptimalan Bakorwil untuk menjangkau wilayah pelosok, termasuk soal kesehatan warga.
"Penderita sakit kanker tiap bulan kudu kemoterapi, kudu pergi ke Surabaya tapi biayanya mahal dan tidak ada nan mendengarkan," beber mantan Wali Kota Surabaya 2 periode itu.
Ia pun berjanji, jika menjadi Gubernur bakal memerhatikan perihal tersebut. Seperti semboyan partainya, PDI Perjuangan, ialah menangis dan tertawa berbareng rakyat.
"Bagaimana kita merasakan penderitaan masyarakat jadi penderitaan kita juga," pungkasnya.
(inh/inh)
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.