Debat Pilkada Pulau Taliabu, Paslon Tanya Nama-nama Desa ke Pesaing

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara, menggelar debat publik calon bupati dan wakil bupati nan dihelat di studio satu Kompas TV pada Selasa (30/10).

Debat dengan tema 'Peningkatan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat' itu diikuti tiga pasangan calon (paslon).

Mereka ialah paslon nomor urut 1 Sashabila Widya Mus-La Ode Yasir, paslon nomor urut 2 Citra Puspansari Mus-La Utu Ahmadi, serta paslon nomor urut 3 Abidin Jaaba-Dedy Mirzan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat momen unik saat calon bupati nomor urut 2 Citra memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1 dalam segmen kedua tanya jawab antarpaslon.

Citra mencoba melemparkan pertanyaan kepada Sashabila-Yasir mengenai pengetahuan geografis Kabupaten Pulau Taliabu.

Menurutnya, paslon nomor urut 1 kudu mengetahui seluk beluk Pulau Taliabu lantaran mencalonkan diri menjadi kepala wilayah di sana. Karenanya dia minta paslon nomor 1 membeberkan nama-nama desa di Taliabu bagian utara.

"Pertanyaan saya, sebutkan nama desa-desa di Taliabu bagian utara, dan program apa nan layak di desa setelah nomor urut 1 terpilih nanti," tanya Citra.

Mendapat pertanyaan Citra, Sashabila mengaku memang tidak terlahir di Taliabu dan tidak tinggal di sana dalam waktu lama. Namun, kata dia, ada nan lebih krusial dari sekadar menjawab nama-nama desa. 

Sasha menegaskan saat ini dirinya telah berdomisili di Dusun Tambela, Desa Gela, Kecamatan Taliabu Utara. Adapun wilayah paling tertinggal di Taliabu, menurut dia adalah wilayah Wahe di bagian utara.

Sasha mengaku telah memandang sendiri kehidupan penduduk desa sekitar. Ia menyoroti soal akses transportasi nan tetap susah bagi penduduk desa. Warga kudu menyeberang dengan rakit untuk menuju desa lain dengan nilai Rp75 ribu.

"Saya bangga sekali bisa menjadi penduduk dusun. Karena saya bisa memandang sekali gimana keluarga kita di Natang Kuning, di Ufung, Bua Mbono, Mananga, mereka menangis. Ibu, rakit itu mahal sekali. Jika mereka kudu menyeberang di nilai Rp75 ribu sekali menyeberang jika musim lagi bagus. Itu nan kudu diperhatikan," kata Sasha.

"Dan jika ibu mau tanya di sini, di publik, di aktivitas debat terbuka nan ditonton di tv nasional, untuk tanyakan saya nama-nama desa, ibu, sangat sayang sekali waktunya," imbuh Sasha.

Citra nan kembali mendapat giliran merespons jawaban Sasha, membalas dengan menyoroti keterbatasan anggaran di Taliabu.

"Mengenai tadi nan ibu sampaikan. Memang betul kita kasihan. Tapi dengan anggaran nan terbatas di Taliabu, kita kudu membangun komunikasi baik dengan pemerintah pusat dan provinsi agar jembatan dan jalan tersebut bisa terbangun dengan layak sesuai kemauan masyarakat kita," kata dia.

(wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional