Gadis Penjual Gorengan di Pariaman Giat Cari Uang untuk Kuliah

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Padang, CNN Indonesia --

Kematian Nia Kumala Sari (NKS), gadis penjual gorengan di Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak. Bukan hanya keluarga, tapi juga kawan dekatnya.

Korban dikenal sebagai anak nan giat dan punya semangat untuk bisa kuliah.

"Salah satu perihal nan mendorong dia untuk tetap bekerja keras sampai sekarang, berdagang gorengan keliling adalah untuk bisa beli laptop. Dia mau kuliah," kata Rini Wahyuni, kakak Nia saat ditemui CNNIndonesia.com di rumah duka, Jumat (13/9/).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gorengan itu bukanlah gorengan nan dibuat Nia ataupun sang ibu. Gorengan milik tetangganya nan menjalankan upaya tersebut.

"Nia itu hanya membantu menjualkan saja," terangnya.

Untuk setiap gorengan nan terjual, Nia mendapat untung Rp200. "Gorengan seribu. Setorannya 800 rupiah. Uang itu buat beli laptop," katanya.

Kata Rini, Nia selama ini merupakan salah satu tulang punggung family untuk membantu membiayai ibu dan dua adiknya lain. Sepengetahuan Rini, selama ini Nia tak punya musuh.

"Sepengetahuan saya tak pernah ada. Nia itu anak baik, pendiam. Tak banyak ulah," katanya.

Keluarga berambisi pelaku segera bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

"Kami geram sekali. Tega-teganya orang melakukan seperti itu," katanya menahan tangis.

Belum Sepenuhnya Ikhlas

Sahabat dekat Nia, Yoeka Aulia juga mengaku geram dengan perbuatan jahat terhadap Nia. Aulia mengaku belum sepenuhnya tulus dengan kematian sahabatnya itu nan meninggal dengan kondisi tak wajar.

Saat ditemui, dia tetap terisak saat diajak mengenang sosok Nia.

Yoeka dan Nia sudah berkawan sejak lama, sehingga jalinan hubungan itu sudah seperti kerabat kandung. Rahasia-rahasia mini di antara mereka sudah tak berbatas, lantaran keduanya banyak menghabiskan waktu bersama.

Aulia tahu bahwa Nia punya semangat dan cita-cita untuk bisa kuliah, sehingga mau bekerja keras walaupun berdagang gorengan keliling kampung.

Momen-momen kebersamaan itu juga kerap dibagikan Aulia di media sosialnya. Aulia memanggil sahabatnya itu dengan panggilan Anya.

Ia mengaku tidak punya firasat apa-apa. Namun dalam seminggu terakhir, mereka nan biasanya berkomunikasi tiap saat, menjadi renggang.

"Saya disuruh ikhlas, suruh tulus juga, gimana caranya ikhlas?. Karena biasanya kami bisa 24 jam berbareng Anya. Aib-pun sudah saling kami ceritakan. Baik dan buruknya. Bahkan sepertinya saya lebih terbuka kepadanya dari kepada orang tua sendiri," kenang Aulia kepada CNNIndonesia.com.

Aulia bilang, kesibukan masing-masing membikin dua sahabat itu jarang bertemu.

"Kalau bermain (bersama), sudah lama enggak bermain bersama. Paling terakhir itu ketemu di pasar. Entah bagaimana, dalam seminggu ini tidak ada chat-chat WA. Sibuk jualan entah gimana. Tapi tidak ada firasat selama ini. Cuma dalam seminggu ini rasanya enggak mau saja nelepon dia. Saya tanya sama ibu, itu mungkin memang seperti itu. Biasanya dekat, dan pas mau meninggal memang seperti itu," katanya.

Aulia berharap, pelaku segera ditangkap dan dihukum berat.

Nia ditemukan tewas terkubur dalam kondisi tangan terikat dan tanpa busana pada Minggu petang. Kuat dugaan, remaja wanita nan sehari-hari menjual gorengan keliling kampung itu menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan.

(ned/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional