TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah stabil tahun ini. Sejak awal tahun hingga sekarang alias year to date (ytd), rupiah tercatat melemah 5,9 persen. “Kami memandang ke depan rupiah bakal bergerak stabil condong menguat,” ujarnya dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR di Senayan, Senin 8 Juni 2024.
Perry menilai tingkat pelemahan nilai tukar Indonesia tetap tergolong rendah dibanding beberapa negara yakni, Meksiko, Thailand, Korea, Brasil dan Jepang. Mata duit kelima negara tersebut mengalami depresiasi sekitar 13,3 persen ytd.
Salah satu aspek nan mendorong dolar tetap perkasa dan mata duit negara lain melemah adalah tingginya tingkat suku kembang Bank Sentral Amerika alias Federal Reserve System (The Fed). Hal ini menurut Perry berakibat pada aliran modal asing di beragam negara termasuk Indonesia.
Tahun ini BI memprediksi suku kembang The Fed hanya bakal turun satu kali alias 25 pedoman poin dari level 5,25-5,50 persen. Meski demikian, Perry percaya tahun depan Bank Sentral Amerika bakal memangkas suku kembang dua hingga tiga kali sehingga ada penurunan 75 pedoman poin.
Ia percaya penurunan suku kembang bakal kembali menstabilkan rupiah. Alasan selanjutnya adalah daya tarik portofolio investasi nan mendorong masuknya arus penerimaan alias inflow. Khususnya pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Iklan
BI mencatat secara keseluruhan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia alias SRBI mengalami inflow sekitar Rp 130,35 triliun, sementara saham mengalami inflow sebesar Rp 340 miliar. Meski demikian terjadi outflow alias arus kas keluar SBN sebesar Rp 33,96 triliun. Secara keseluruhan portofolio inflow tahun ini adalah Rp 91,5 triliun.
Faktor lain nan membikin Perry percaya rupiah stabil adalah esensial ekonomi negara. BI menilai tingkat inflasi maupun pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap cukup baik. Selain itu, BI berkomitmen terus menjaga stabilitas nilai tukar, sehingga secara keseluruhan dia perkirakan rupiah relatif sehat.
Intervensi di pasar valas menjadi salah satu langkah untuk menjaga nilai tukar. Posisi persediaan devisa saat ini Rp 140,2 miliar, menurut dia tetap cukup untuk intervensi spot maupun forward demi menjaga stabilitas nilai tukar. Perry berterima kasih pada Senin kemarin rupiah ditutup menguat, 16.250 per dolar AS. “Proyeksi kami rata-rata tahun ini bergerak sekitar 15.700-16.100," ujarnya.
Pilihan editor: Rupiah Melemah Sektor Ekonomi Terancam, HIPMI Sarankan Pemerintah Lakukan Hal-hal Ini