CNN Indonesia
Senin, 28 Okt 2024 06:06 WIB
Surabaya, CNN Indonesia --
Guru Besar Emeritus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Dr Hotman Siahaan menyesalkan pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair.
BEM FISIP Unair dibekukan Dekanat kampusnya, usai menyampaikan kritik ke pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melalui karangan kembang ucapan bersuara satire.
"Tindakan Dekanat membekukan BEM [adalah] simbol dari otoritarianisme nan mulai muncul dalam pemerintahan baru republik ini," kata Hotman saat dikonfirmasi, Minggu (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hotman mengatakan, bumi akademik semestinya menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Namun, pembekuan ini justru menandakan kemunduran nilai intelektual di Unair.
"Sangat disesalkan tindakan seperti ini terjadi di kampus nan mengaku hidup dalam kediaman intelektual," lanjutnya.
Hotman menekankan, kampus seyogianya mengutamakan tradisi intelektual melalui perbincangan dan obrolan ilmiah, bukan membungkam bunyi kritis mahasiswa.
"Tradisi Intelektual adalah argumen untuk menemukan kebenaran. Argumen itu wujudnya diskursus. Dalam diskursus ada klaim ialah klaim kebenaran, ketepatan, otentisitas, dan moralitas," jelasnya.
Namun, menurut Hotman, Dekanat FISIP Unair, justru sudah menggunakan pendekatan kekuasaan, bukan lagi ilmiah alias intelektual.
"Dekanat FISIP tidak menempuh jalan seperti itu. nan ditempuh adalah relasi kuasa. Pembekuan BEM itu adalah praktik relasi kuasa," tegas Hotman.
Mantan Dekan FISIP Unair ini pun menilai bahwa praktik seperti ini mencerminkan kembalinya bayang-bayang Orde Baru di bumi akademik.
"Kalau sekarang muncul lagi, jangan salahkan jika para mahasiswa itu menganggap sekarang ini munculnya rezim 'The New New Order'," pungkasnya.
(frd/isn)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.